News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Blackberry Aurora Optimistis Kuasai 25 Persen Pangsa Pasar

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Unit telepon pintar Blacberry Aurora dipamerkan dalam acara pre-launch produk telepon pintar tersebut di Jakarta, Rabu (8/3/2017). PT BB Merah Putih selaku pemegang lisensi BlackBerry di Indonesia meluncurkan smartphone dengan nama BlackBerry Aurora hari ini, Kamis 9 Maret 2017 di Jakarta. TRIBUNNEWS/CHAIRUL ARIFIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BlackBerry mengeluarkan produk dengan balutan android untuk pasar Indonesia bernama BlackBerry Aurora. Kali ini BlackBerry kembali ke Indonesia lewat perusahaan joint venture, yakni PT BB Merah Putih.

Produk ini dibanderol dengan harga Rp 3,499 juta.

VP Sales & Marketing PT BB Merah Putih, Stanly Widjaja mengatakan, dengan banderol harga ponsel dengan kisaran Rp 3 juta memiliki pangsa pasar 13% dari pasar ponsel di Indonesia.

Dari pasar tersebut pihaknya akan mencoba meraih market share sebanyak 25% dari pasar harga menengah tersebut.

"Tidak menutup kemungkinan tahun ini kami akan keluarkan produk baru lagi," kata Stanly, Kamis (9/3/2017).

Tan Lie Pin, Chief Executive Officer (CEO) PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk juga menegaskan, PT BB Merah Putih joint venture antara BlackBerry dengan perusahaan milik Hengky Setiawan, Komisaris Utama PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk.

Perusahaan ini bukan anak usaha langsung PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk sehingga tidak memberi kontribusi bagi emiten tersebut.

"Jadi kami hanya punya hak untuk mendistribusikan di Indonesia," kata Tan, Kamis (9/3/2017).

Tan mengakui pihaknya menargetkan penjualan BlackBerry sebanyak satu juta unit untuk tahun ini.

Optimisme itu didasari potensi konsumen BlackBerrry yang masih besar di Indonesia dan juga sistem Android yang sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia.

"Pasar ponsel Indonesia saat ini sudah ke arah replacement (pengganti) bukan pembeli baru. Jadi kami juga ada semacam program tukar tambah beberapa jenis ponsel lama yang masih berfungsi dengan BlackBerry ini," kata Tan.

Lembaga riset International Data Center (IDC) memprediksi munculnya kembali BlackBerry dan Nokia ke pasar smartphone Indonesia belum bisa menyaingi ponsel China. Pasalnya, Blackberry dan Nokia masuk ke segmen pasar dengan rentang harga yang sama dengan vendor smartphone asal China yang sebelumnya telah berhasil merebut pasar Indonesia.

Vendor China telah sukses bukan hanya dalam penentuan harga tapi juga dengan fitur populer seperti kamera selfie yang di atas rata-rata. Selain itu, ketatnya kompetisi dalam berbagai bentuk dipercaya akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan pangsa pasar Nokia dan BlackBerry, terutama pada pasar smartphone.

"Di sanalah letak tantangan bagi Nokia dan Blackberry, yaitu memiliki spesifikasi yang mumpuni saja belum cukup untuk menarik perhatian konsumen.” ujar Risky Febrian, Associate Market Analyst, Mobile Phone, IDC Indonesia dalam keterangan resminya kepada KONTAN, Kamis (9/3).

Reporter Eldo Christoffel Rafael, Pamela Sarnia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini