Selain menyulap tiga tombol navigasi menjadi virtual button, Samsung juga memindahkan pemindai sidik jari ke bagian punggung ponsel.
Yang lebih penting, aspect ratio layar Galaxy S8 menjadi aneh, yakni 18,5:9 dengan resolusi 2.960 x 1.440 piksel.
Angka tersebut berbeda dari ponsel Android pada umumnya yang memiliki aspect ratio 16:9 dengan resolusi 2.560 x 1.440 piksel atau 1.920 x 1.080 piksel.
Aneka macam konten video yang beredar di situs-situs media sosial dan streaming juga mengikuti aspect ratio 16:9 yang sudah menjadi standar konten widescreen.
Rekan Choi dari Product Planning Group Samsung, Jay Koo, mengakui layar Galaxy S8 yang lebih lebar (memanjang) dibanding smartphone Android lainnya dan standar widescreen itu bisa menyebabkan letterboxing saat menonton film.
Maksudnya, muncul dua garis hitam di sisi kiri dan kanan karena tampilan konten tidak memenuhi layar.
Akan tetapi dia menjanjikan sebagian konten video yang ditonton lewat layanan populer seperti Netflix dan YouTube bakal bisa direnggangkan (stretch) agar memenuhi layar, yakni yang memiliki aspect ratio 21:9.
"Memang tidak semuanya, namun paling tidak pengguna tetap bisa menikmati konten (video) tanpa letterboxing," ujar Koo.
Lewat Galaxy S8, Samsung telah berani mengambil keputusan untuk menghilangkan elemen tombol home fisik yang selama ini sudah akrab dengan konsumen.
Apakah langkah serupa akan diterapkan ke jajaran ponsel Galaxy dari seri lain? Koo mengaku belum bisa menjawab.
"Hingga saat ini, hal tersebut masih belum diputuskan," pungkasnya.
(Oik Yusuf/kompas.com)