Lavinia menjelaskan, sebagai alat pembayaran digital ewallet, Bayarind dan Pasarind ingin menjangkau target merchant di grass root seperti kedai Nasi Padang hingga barber shop.
"Kita ingin menggarap merchant yang pemain fintech lain belum merambah market seperti itu. Kita akan start dari sana, dari bawah. Saat ini kita mulai masuk.ke merchant merchant seperti itu dan kita lakukan beta testing sekaligus untuk mendapatkan feedback dari konsumen," jelasnya.
Dia menambahkan, launching resmi fintech Bayarind Pasarind akan dilakukan sekitar bulan Mei 2018.
"Di acara peluncuran nanti, kita akan rancang konsep event farmers market. Kita akan libatkan banyak petani agar mereka biza jual langsung produknya. seperti petani sayur dan buah," ungkap Lavinia.
Fayez Alnaji, Head of Marketing Department PT Sprint Asia Technology mengatakan, pihaknya memproyeksikan bisa merangkul 500 ribu merchant tahun ini dengan proyeksi satu juta download.
"Kunci kita memenangi pasar fintech ini adalah kesederhanaan dari aplikasi ini. Bayarind bisa menerima dan memproses pembayaran dengan sangat cepat. Sejauh ini kami belum punya kompetitor di layanan seperti ini. Kita ingin dorong masyarakat pedagang di remote area agar bisa mengakses layanan pembayaran digital melalui produk fintech kami," ungkap Fayez Alnaji.
Untuk menjadi mitra kerjasama, merchant hanya perlu menyiapkan rekening bank. "Pedagang di pelosok pun pasti punya rekening. Misal kalaupun pedagang tak punya rekening di bank, kita tetap bisa tampung melalui fintech Pasarind," imbuh Lavinia.
"Kami sangat optimis ininakan mendapatkan sambutan bagus masyarakat. Kita sekarang sedang bangun platform-nya.
Untuk funding, kita saat ini merupakan independent company dan tidak ada campur tangan pihak manapun. Tapi untuk kerjasama kolaborasi kita open, siap bekerja sama," tandas Lavinia Adjie.
Penulis: Choirul Arifin