Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko
TRIBUNNEWS.COM, GUANGZHOU - Kini ada cara baru membeli mobil, yaitu menggunakan mesin penjual otomatis atau lazim disebut vending machine. Ya. Anda tidak salah baca, vending machine, yang selama ini digunakan untuk menjual minuman atau makanan telah mulai digunakan untuk menjual mobil.
Mengutip Wall Street Journal, Kamis (5/4/2018), penggunaan teknologi vending machine untuk menjual mobil di China ini diawali oleh perusahaan e-commerceasal China, Alibaba Group Holding Ltd.
Mekanismenya, ketika seseorang tertarik membeli kendaraan, ia tidak perlu datang ke diler untuk uji coba, cukup memesan uji coba kendaraan lewat online.
Setelah memesan, tiga hari kemudian calon pembeli datang ke vending machineyang berbentuk gedung garasi otomatis delapan tingkat.
Pusat layanan di vending machine tersebut kemudian akan mengidentifikasi calon pembeli dengan teknologi pengenalan wajah.
Setelah berhasil diidentifikasi, calon pembeli bisa langsung menguji kendaraan yang akan dia beli. Setelah cocok, maka transaksi jual-beli bisa langsung dilakukan.
Fasilitas yang dinamakan car-vending ini baru pertama kali diterapkan oleh Alibaba. Raksasa e-commerce ini berencana untuk membuka di seluruh China tahun ini.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya terbaru perusahaan untuk menerjemahkan kesuksesannya dalam penjualan online ke dunia belanja fisik.
Alibaba bertaruh pada percobaan untuk berhasil di China, di mana konsumen antusias memeluk ekonomi e-commerce.
Banyak orang di China membeli pakaian, peralatan rumah dan bahkan bahan konstruksi yang dibutuhkan untuk renovasi rumah tanpa pergi ke toko tradisional, cukup lewat belanja online.
Konsep ini sudah dicoba di Amerika Serikat (AS). Carvana, diler mobil bekas di Phoenix, telah mengoperasikan model ini sejak 2013.
Pelanggan dapat mencari, membeli, membiayai dan memperdagangkan kendaraan secara online, kemudian memiliki pilihan untuk mengambilnya dari mesin penjual otomatis raksasa yang diisi dengan mobil.
Namun, konsep tersebut tidak terlalu sukses di AS. Pasalnya, banyak konsumen AS lebih memilih bernegosiasi secara langsung dan meminta tenaga penjual membantu untuk mereka (konsumen).