TRIBUNNEWS.COM - Kurang dari sebulan semenjak Samsung menjanjikan baterai pada Galaxy Note 9 “lebih aman dari sebelum-sebelumnya”, muncul sebuah kasus di mana perangkat itu disebut terbakar saat dibawa oleh pemilikya.
Kasus tersebut mengemuka setelah sang pemilik, wanita asal Long Island, Amerika Serikat, yang bernama Diane Chung, mengajukan gugatan hukum terhadap Samsung akhir pekan lalu.
Dalam gugatan, Chung mengatakan Galaxy Note 9 miliknya tiba-tiba terbakar. Dia sedang berada di dalam lift di sebuah gedung saat kejadian, pada 3 September lalu.
Chung sempat merasa sang smartphone menjadi “sangat panas” setelah dipakai. Tak berapa lama kemudian, saat disimpan di dalam tas,
Chung mendengar suara mendesis dan melihat asap keluar dari Galaxy Note 9 miliknya.
Dia kemudian berupaya mengeluarkan segala isi tas. Jarinya mengalami luka bakar karena menyentuh si ponsel.
Menurut Chung, Galax Note 9 tak berhenti mengeluarkan asap hingga lift sampai di lantai tujuan. Dia kemudian menendang smartphone itu ke luar pintu lift.
Orang lain di lokasi kejadian lantas mengambilnya dengan kain dan mencelupkannya ke ember berisi air.
Akibat kejadian ini, sebagaimana dirangkum dari Newsweek, Senin (17/9/2018), Chung yang merupakan seorang agen real estate tidak bisa menghubungi kliennya dan mengklaim diri mengalami “trauma”.
Dia pun menuntut ganti rugi yang jumlahnya tidak dirinci kepada Samsung. Mengingatkan pada Galaxy Note 7 Pihak Samsung telah mengetahui kejadian yang menimpa Chung dan kini tengah menyelidiki kasus dimaksud.
“Kami belum menerima laporan insiden serupa yang melibatkan perangkat Galaxy Note 9,” sebut seorang juru bicara Samsung.
Baca: iOS 12 Diagendakan Rilis 17 September, MacOS Mojave 24 September
Peristiwa ponsel yang terbakar ini mengingatkan pada insiden Galaxy Note 7 pada 2016 lalu.
Ketika itu, setelah beredar di pasaran, Galaxy Note 7 diketahui memiliii cacat desain pada baterai yang membuatnya rawan terbakar.
Samsung pun terpaksa bertindak dengan menarik kembali (recall) seluruh Galaxy Note 7 yang kadung beredar di sejumlah negara.
Jumlah totalnya mencapai 2,5 juta unit. Sebagian di antaranya lalu dipermak agar aman dan dijual kembali sebagai Galaxy Note FE.
Setelah kasus Galaxy Note 7, Samsung berupaya lebih hati-hati dalam merancang baterai agar kasus serupa tidak berulang.
Pihak Samsung sempat menyatakan baterai di Galaxy Note 9 dipastikan keamanannya dengan pengecekan delapan langkah.
Selain itu ada juga sistem pendingin berbasis air untuk meredam panas.
Galaxy Note 9 sendiri merupakan smartphone flagship terkini dari Samsung yang mengusung sejumlah pembaruan dibanding pendulunya, termasuk stylus S Pen yang kini bisa digunakan sebagai remote nirkabel.
Banderol Galaxy Note 9 dipatok sebesar 1.000 dollar AS di Amerika Serikat. Di Indonesia, perangkat ini dipasarkan seharga Rp 13,5 juta untuk versi RAM 6 GB/ storage 128 GB dan Rp 18 juta untuk versi RAM 8 GB/ storage 512 GB.