News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonomi Digital di Indonesia Ditopang e-Commerce, Ride Hailing, dan Media Online

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengemudi ojek online (ojol) berada di area drop off, di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/7/2018). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan adanya tempat pemberhentian khusus bagi ojek online (ojol) di kantor-kantor Pemprov DKI. Area drop off untuk menurunkan dan menunggu penumpang sehingga tidak mengganggu lalulintas. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Nilai ekonomi digital Indonesia tahun ini telah mencapai angka 27 miliar dollar AS (sekitar Rp 391 triliun).

Meski demikian, dari sisi nilai Gross Merchindeise Value (GMV), ekonomi internet Indonesia saat ini masih cukup rendah, hanya mencapai 2,9 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Angka ini jauh di bawah China dan Amerika Serikat, di mana GMV Negeri Paman Sam telah mencapai 65 persen dari PDB di tahun 2016.

Sementara, dalam skala lebih besar, secara regional, ekonomi digital di wilayah Asia Tenggara diperkirakan tumbuh hingga mencapai nilai 240 miliar dollar AS (sekitar Rp 3.477 triliun) pada tahun 2025.

Prediksi ini naik 40 miliar dollar AS dibanding estimasi sebelumnya yang dibuat tahun 2016.

"Dulu estimasinya tahun 2025 cuma 200 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.899 triliun), tapi karena kami melihat pertumbuhannya semakin bagus, kami optimis mencapai angka ini," imbuh Randy.

Tahun ini, menurut Google dan Temasek, pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara telah mencapai 72 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.042 trilun).

Angka tersebut naik 37 persen dari tahun lalu yang menyentuh angka 50 miliar dollar AS (sekitar Rp 724 triliun).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2025, Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Bernilai Rp 1.400 Triliun" 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini