TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Walau Indonesia punya beberapa e-commerce raksasa, penjualan online juga banyak disumbangkan oleh toko-toko online pribadi.
Sekitar 38% atau 3 miliar dollar AS, penjualan tahun lalu berasal dari informal commerce yang didominasi oleh industri fashion dan apparel. Tren ini semakin populer di kalangan penjual berkat tersedianya layanan e-commerce enabler seperti Sirclo.
Salah satu pemilik bisnis yang mengikuti tren online store pribadi tersebut adalah Regina Rafika, pemilik label busana lokal .
Ia memilih SIRCLO Store--produk SIRCLO yang membantu bisnis lokal membangun online store pribadi--untuk membangun situs bisnisnya.
“Melalui website sendiri, kami dapat mempresentasikan keunggulan brand dengan lebih kuat," katanya, Rabu (28/11/2018).
Dirinya bisa memantau dan meningkatkan pengalaman setiap customer, melakukan kustomisasi seperti ukuran foto produk, komposisi peletakan, penambahan keranjang belanja, hingga pembayaran.
Baca: Ini Lima e-Commerce yang Paling Banyak Dikunjungi
"Sebagai sebuah brand fashion, kami memutuskan untuk fokus pada pengembangan produk dan desain inovatif, sehingga kami menyerahkan sistem penjualan sepenuhnya pada SIRCLO Store,” jkata Regina.
Dibandingkan dengan penjualan melalui marketplace, ada beberapa keuntungan dari kepemilikan online store milik pribadi.
Selain dari sisi branding bisa lebih kuat, penjual juga tidak perlu bersaing dengan ribuan toko lain dalam sebuah marketplace yang sama.
Pembeli yang mengunjungi situs toko online tertentu dapat merasakan keunikan dan keunggulan setiap produk, sehingga pada akhirnya menjadi lebih loyal terhadap brand tersebut.
Lain halnya dengan marketplace, dimana pembeli cenderung melakukan perbandingan harga, kualitas, dan model produk dari satu lapak ke lapak lain - sehingga lebih mudah berpindah-pindah.
Uma Hapsari, pendiri fashion accessories brand Amazara mengatakan pengalaman pengguna merupakan prioritas utama.
Baca: Honor Menteri Susi jadi Model Jakarta Fashion Week Dibuat Kapal untuk Korban Tsunami di Sulteng
“Kami mengembangkan situs penjualan mandiri karena memahami dan memaksimalkan pengalaman pengguna, mulai dari saat mereka berkunjung hingga menyelesaikan transaksi," katanya.
Dari sana, kata dia kami mendapatkan data dan insight penting untuk digunakan sebagai acuan strategi pemasaran. Data inilah yang tidak bisa didapatkan dari marketplace, padahal sebagai pemilik brand, kami perlu memahami betul siapa pelanggan kami, dan apa yang paling mereka inginkan,” kata Uma.