News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Kantongi Provider Nakal Daftarkan Satu NIK ke Jutaan Kartu Prabayar

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Edison Sianturi (batik merah) berbincang dengan Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi (ketiga dari kanan) saat memantau pelayanan registrasi pelanggan prabayar di GraPARI Telkomsel Wisma Alia, Jakarta (26/04). Telkomsel dan Dukcapil berkolaborasi dengan menempatkan petugas pelayanan baik di GraPARI maupun kantor Dukcapil serta menambah jam pelayanan GraPARI dan buka Sabtu Minggu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya kartu prabayar langsung aktif atau tanpa melalui registrasi benar, menimbulkan kekhawatiran disalahgunakan untuk tindak pidana.

Maraknya penjualan kartu prabayar yang didaftarkan menggunakan No Induk Kependudukan (NIK) dan No Kartu Keluarga (NKK) tidak sah mendorong Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengeluarkan Surat Edaran BRTI No 01 tahun 2018.

Dan Surat Ketetapan BRTI No 3 tahun 2008 tentang Larangan Penggunaan Data Kependudukan Tanpa Hak atau Melawan Hukum untuk Keperluan Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi.

Dalam aturan itu, BRTI mengajak Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) menindak setiap pelanggaran yang terjadi karena menggunakan data kependudukan tanpa hak untuk keperluan registrasi kartu prabayar. 

Wakil Direktur Tindak Pidana Siber Reserse Kriminal Polri Komisaris Besar Polisi Asep Safrudin mengatakan, keikutsertaan polisi dalam masalah registrasi prabayar karena tingginya penyalahgunaan NIK untuk melakukan registrasi kartu prabayar.

Ia menegaskan, kepolisian tidak memiliki niat sedikitpun mengganggu iklim bisnis yang ada di industri telekomunikasi.

Seharusnya bisnis industri telekomunikasi tak hanya mementingkan keuntungan, tapi juga harus sesuai dengan koridor hukum yang berlaku di Indonesia. 

“Melakukan registrasi prabayar atas nama orang lain itu salah dan melanggar hukum. Ancaman hukumannya juga sangat jelas. Untuk mencegah tindak pidana dan menegakkan hukum Polri tak bisa bekerja sendiri. Kami membutuhkan dukungan dari Kominfo, BRTI, operator telekomunikasi, pelaku usaha telekomunikasi dan seluruh lapisan masyarakat,”terang Asep, dalam rilis, Minggu (9/12) malam.

Berdasarkan penyelidikan Bareskrim sembilan bulan terakhir, masih ada lonjakan yang luar biasa terkait NIK untuk meregistrasi kartu prabayar.

Baca: Operator Seluler Diharuskan Tunduk Pada Aturan Baru Registrasi SIM Card

Bareskrim menemukan ada satu NIK untuk mendaftarkan jutaan nomor prabayar. 

Polri sudah memiliki data dari tingkat outlet hingga pihak provider telekomunikasi yang terindikasi nakal dengan mendaftarkan satu NIK untuk jutaan nomor prabayar. 

Direktur Pengendalian Pos dan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sabirin Mochtar mengakui, masih banyak NIK yang didaftarkan dengan jutaan nomor prabayar.

Bahkan ada anak balita atau orangtua kelahiran tahun 1920 yang didaftarkan dengan lebih seratus nomor.

Berdasarkan data Kominfo hingga 30 November 2018, jumlah akses atau hits yang berhasil masuk ke Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil  (Dukcapil) mencapai 1,7 juta perhari.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini