TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam rangka mengembangkan ekosistem digital di Indonesia, khususnya ekosistem game, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menyelenggarakan program Indigo Game Startup Incubation.
Pendaftaran batch 2 program tersebut telah dibuka sejak 31 Januari 2020, bersamaan dengan event Global Game Jam 2020 yang diadakan serentak di berbagai negara termasuk Indonesia. Program Indigo Game Startup Incubation akan mengadakan roadshow ke lima kota besar di Indonesia mulai minggu kedua Februari 2020, yakni di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.
Direktur Digital Business Telkom, Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, Indigo Game Startup Incubation sendiri merupakan program inkubasi pertama untuk game startup di Indonesia.
Baca: IndiHome Sediakan i-Konser Channel, 100% Konser Live Musik Pertama di Dunia
Program ini merupakan hasil kerjasama antara Telkom Indonesia dengan PT Agate International yang berada dalam naungan Indigo Creative Nation. Program ini telah berjalan dari September 2019 dan sudah berhasil menaikkan 10 game startup per Desember 2019.
“Program Indigo Game Startup Incubation merupakan salah satu langkah awal Telkom Indonesia dalam memajukan industri game di Indonesia. Game will be the future of digital business. Let’s grow it and be serious at it,” ujar Faizal.
Berdasarkan laporan Newzoo, perusahaan penyedia data analitik industri game dan esports, bahwa besar pasar game di Indonesia sudah tumbuh menjadi sekitar 879,7 juta dolar AS pada 2017 lalu
Bahkan, pada The Global Mobile Game Confederation (GMGC) SEA Mobile Report 2017 disebutkan bahwa terjadi kenaikan besaran pasar yang signifikan dari tahun 2013 hingga 2017, yaitu sebesar 37,3 persen per tahun.
Namun, walaupun pertumbuhan pasar tersebut besar, menurut data dari Asosiasi Game Indonesia (AGI), dari seluruh game yang dijual di Indonesia, hanya 8% pendapatan yang masuk ke perusahaan yang ada di Indonesia. Itupun dari game yang dijual, hanya sekitar 0,4% yang merupakan produk hasil dalam negeri.
Faizal menyatakan bahwa pada Indigo Game Startup Incubation batch 1, sejumlah game developer startup yang berpartisipasi menyatakan bahwa mereka sebelumnya kesulitan dalam mendapatkan dana pengembangan game.
Baca: Aby Ramadhan Juara Mobile Premier League Piala Presiden Esports 2020 Bakal Berangkatkan Ortu Umroh
Kebanyakan startup tersebut hanya bisa bekerja memakai fasilitas seadanya di rumah mereka, atau bahkan di kafe untuk mendapatkan internet yang cukup cepat. Selain itu, kurangnya pengetahuan mereka tentang industri game serta kurangnya kemampuan dalam meraih target pasar yang dituju, menjadi kendala yang menyebabkan game yang dihasilkan tidak dapat bertahan lama di industri.
Untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh para game developer startup di Indonesia, diperlukan sebuah wadah yang dapat menampung semua penyelesaian masalah tersebut. Wadah yang dimaksud ini adalah program Indigo Game Startup Incubation.
Program ini bertujuan membantu para game studio/game developer startup di Indonesia agar mereka dapat membuat game terbaik serta menjadi developer yang dapat bertahan dan menguasai pasar industri game di negeri sendiri.
Sesuai dengan harapan yang disampaikan oleh Arief Widhiyasa selaku CEO PT Agate International, “Sudah saatnya Indonesia menjadi produsen dalam menghasilkan produk hasil sendiri ke dalam industri game di Indonesia, tidak hanya menjadi konsumen yang menikmati produk dari luar.”
Program ini memberikan berbagai keuntungan bagi para game developer startup yang terpilih, seperti memperoleh dana pengembangan, panduan dari mentor yang berpengalaman dan ruang kerja bersama yang memudahkan untuk pengembangan game-nya agar tetap produktif. Selain itu, para kandidat terpilih juga memiliki kesempatan untuk menguji game-nya ke target pasar yang dituju, serta memvalidasi retensi dan monetisasi game-nya.