News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aplikasi Zoom Tawarkan Fitur Enkripsi Khusus untuk Pengguna Berbayar

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

7 Cara Menjaga Data Pribadi Tetap Aman saat Menggunakan Zoom

TRIBUNNEWS.COM - Aplikasi video call ramai-ramai yang naik pamor di masa pandemi, Zoom menawarkan pengetatan fitur enkripsi bagi pengguna berbayar.

CEO Zoom, Eric Yuang pada Rabu (3/6/2020) lalu mengatakan fitur ini tidak akan berlaku untuk pengguna gratis.

"Kami tidak ingin memberikan itu karena kami juga ingin bekerja sama dengan FBI, dengan penegak hukum setempat jika beberapa orang, mereka menggunakan Zoom untuk tujuan yang buruk," kata Yuan.

Dikutip dari Reuters, fitur enkripsi ini khususnya akan dilakukan kepada lembaga pendidikan yang menjadi klien berbayar. 

Jenis fitur enkripsi ini akan melindungi akses komunikasi hanya ke penyelenggara panggilan Zoom dan para undangan.

Baca: Pasangan Ini Menikah Disaksikan 400 Teman Lewat Zoom, Berlangsung selama 1 Jam

Baca: Pengadilan Singapura Gunakan Aplikasi Zoom saat Jatuhkan Vonis Mati kepada Pengedar Narkoba

Mahasiswa lainnya dapat menyaksikan proses tersebut secara online melalui aplikasi zoom. (bbt.ac)

Mendapat banyak kritikan, penasihat Zoom, Alex Stamos membela kebijakan terbaru ini dengan dalih bahwa Zoom ingin melakukan penyeimbangan.

Dia menjelaskan bahwa Zoom ingin menawarkan fitur privasi tambahan bagi para penggunanya, dikutip dari Threat Post

Namun di sisi lain platform tersebut masih harus kooperatif dengan penegak hukum federal dan lokal demi menghindari penyalahgunaan.

"Zoom berhadapan dengan beberapa masalah keamanan serius," kata Stamos pada Rabu lalu.

"Ketika orang mengganggu pertemuan (kadang-kadang dengan pidato kebencian, (materi pelecehan seksual anak) CSAM, paparan terhadap anak-anak dan perilaku ilegal lainnya) yang dapat dilaporkan oleh tuan rumah."

"Zoom bekerja dengan penegak hukum pada pelanggar yang melakukan hal ilegal berulangkali," tambahnya.

Singkatnya, keputusan Zoom ini didasari kewajiban terbuka pada pihak berwenang namun platform juga harus berurusan dengan orang-orang yang iseng.

Sehingga Zoom mencari jalan tengah untuk bersepakat dengan keadaan ini.

Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Reuters pada (30/5/2020) lalu, Stamos juga mengatakan rencana ini masih bisa berubah untuk organisasi nirlaba maupun politikus yang membutuhkan panggilan dengan keamanan ekstra.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini