Laporan Reporter Tribunnews, Hasiholan Eko Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) bersama Pegiat Aksara Sunda dari Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjajaran (PDP-BS Unpad) menggelar lomba pembuatan situs web berdomain Aksara Sunda.
Lomba ini mewajibkan peserta membuat sebagian atau seluruh isi konten web menggunakan Aksara Sunda.
Chief Registry Operator (CRO) PANDI, Mohamad Shidiq Purnama menjelaskan lomba ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan.
Sebelumnya juga telah digelar lomba serupa berdomain Aksara Jawa (Hanacaraka).
"Lomba ini merupakan rangkaian acara lanjutan, dalam rangka pelestarian Aksara Nusantara yang memang menjadi concern PANDI," ujar Shidiq.
Baca: Setelah Daftarkan Domain Aksara Jawa, PANDI Siap Daftarkan Aksara Lainnya ke ICANN
Shidiq mengatakan agenda tersebut merupakan salah satu cara pelestarian budaya Aksara Nusantara yang lambat laun semakin ditinggalkan generasi sekarang.
Baca: PANDI Kantongi Lampu Hijau Pemerintah, Lanjutkan Pendaftaran Domain Aksara Jawa Ke ICANN
"Kami berkomitmen untuk bisa ikut berpartisipasi dalam rangka pelestarian budaya Aksara Nusantara, agar bisa terdigitalisasi sehingga dapat digunakan sebagai alamat (domain name) di internet," tambah Shidiq dalam keterangan persnya.
Baca: Karyawannya Bagian Dapur Ini Diduga Dipakai Ruben Onsu untuk Dapatkan Resep di Ayam Geprek Sujono
Shidiq menambahkan untuk format pendaftaran akan dimulai pada pertengahan bulan Juni, dan akan ditutup tanggal 14 Agustus 2020.
Batas waktu submit website hingga 13 November, dan pengumuman pemenang akan dilaksanakan tanggal 11 Desember mendatang.
Baca: Sutradara Andi Bachtiar: Biaya Syuting Membengkak 40 Persen Jika Gunakan Protokol Kesehatan
"Untuk pendaftaran peserta bisa langsung submit di tautan s.id/lombaaksarasunda, untuk informasi lebih lanjut bisa didapat di semua platform media sosial PANDI," kata Shidiq.
Adapun Sekretaris Yayasan Kebudayaan Rancagé, Dadan Sutisna, menilai Aksara Nusantara merupakan warisan budaya yang sangat berharga untuk dipelihara.
Baca: Aplikasi Pintar Jovi Smart Scene Bantu Pengguna Smartphone Tetap Sehat dan Bugar
Kegiatan ini selaras dengan rekomendasi Tim Unicode Aksara Sunda yang pernah dibentuk tahun 2008, ketika aksara Sunda didaftarkan ke Konsorsium Unicode.
"Kala itu, kami berharap agar aksara Sunda bisa dikembangkan oleh masyarakat melalui berbagai perangkat digital. Sekarang sudah cukup banyak kalangan yang menaruh perhatian pada pengembangan aksara Sunda, mulai dari pembuatan fonta hingga aplikasi berbasis Android," ujar Dadan.