Laporan Reporter Tribunnews, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baru-baru ini dunia maya Tanah Air dihebohkan dengan kasus bocornya data pribadi masyarakat Indonesia. Operator telekomunikasi mendadak dituding menjadi aktor di balik kasus tersebut.
Ahli digital forensik Ruby Alamsyah pun ikut menganalisa kejadian tersebut.
Dari tampilan yang beredar di sosial media, menurut analisa sementara yang dilakukan Ruby, gambar tersebut seolah-olah merupakan tampilan teknis dari sebuah akses remote ke sebuah server operator seluler untuk menampilkan data pengguna operator telekomunikasi.
“Menurut saya apa yang ditampilkan tersebut bukan merupakan gambaran teknis yang benar-benar diambil dari sebuah server yang terdapat data pelanggan operator telekomunikasi. Kalau memang benar teknis, pasti jejak digitalnya banyak dan bisa kita lacak dengan mudah,” terang Ruby dalam keterangannya, Rabu (8/7/2020).
Ruby menduga data yang ditampilkan seolah-olah asli tersebut merupakan data yang bisa saja diambil dan dikombinasikan dengan kebocoran-kebocoran data yang selama ini sudah terjadi.
Kebocoran nama, NIK dan No KK bisa didapatkan dari banyak sumber. Apalagi data pribadi KPU pernah bocor.
Baca: Sebut Foto Santri sebagai Calon Teroris, Denny Siregar Dilaporkan Forum Mujahid ke Polisi
“Bisa jadi data-data tersebut berasal dari medsos korban dan ditampilkan oleh pelaku sehingga seolah-olah berasal dari server operator tertentu. NIK dan No KK bisa didapat dari kebocoran data KPU. No HP bisa di dapat dari no WA grup,”terang Ruby.
Baca: Tanggapan Telkomsel Terkait Adanya Dugaan Kebocoran Data Denny Siregar
Seperti kita ketahui bersama, data pribadi masyarakat Indonesia kerap dilaporkan bocor dan dapat ‘diintip’ oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Beberapa laporan kebocoran tersebut berasal dari penyedia layanan belanja online, ojek daring bahkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ada di KPU.
Baca: Soal Kasus Denny Siregar, Polisi Jadwalkan Pemeriksaan Sejumlah Saksi Hari Ini
Selain adanya kebocoran data pribadi dari penyelenggaraan transaksi elektronik, kerap kali masyarakat tak sadar telah menyerahkan data pribadnya kepada pihak lain.
Seperti ketika mengajukan kredit atau memfotocopy KTP dan KK. Pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dapat memanfaatkan ketidak mengertian masyarakat tersebut dalam menjaga data pribadinya.
Lanjut Ruby, untuk jenis ponsel yang ditampilkan pelaku, menurutnya mudah untuk ditelusuri dan didapatkan.
Ketika orang mengakses situs tertentu, seorang yang mengerti digital bisa mengetahui jenis ponsel yang dipergunakan. Sehingga bukan perkara sulit untuk mengetahui jenis ponsel dan software yang dipakai.