News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Facebook Perpanjang Blokir Akun Donald Trump 2 Minggu karena Rusuh di Capitol Hill

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan demonstrasi di luar Gedung Kongres US Capitol di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melakukan aksi demonstrasi dengan menyerbu dan menduduki Gedung Capitol untuk menolak pengesahan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Donald Trump dalam Pemilu Amerika 2020 lalu. Mereka menduduki Gedung Capitol setelah sebelumnya memecahkan jendela dan bentrok dengan polisi. AFP/Alex Edelman

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Facebook dan anak perusahaannya, Instagram akan terus memblokir akun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hingga Presiden Terpilih Joe Biden menduduki Oval Office.

CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut aksi kerusuhan yang dilakukan simpatisan Trump pada hari Rabu di Capitol jadi alasan di balik pemblokiran tersebut.

"Risiko mengizinkan Presiden (Trump) untuk terus menggunakan layanan kami, selama menjelang pelantikan Biden 'terlalu besar'," kata Zuckerberg.

Ia mengumumkan hal itu dalam sebuah postingan pada Kamis kemarin bahwa akun Trump akan tetap diblokir, setidaknya hingga dua pekan ke depan.

Baca juga: Donald Trump Kena Semprit Twitter karena Melanggar, Akunnya Dibekukan Selama 12 Jam

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (8/1/2021), Zuckerberg menyebut Trump bermaksud menggunakan sisa waktunya di Gedung Putih untuk merusak momen transisi kekuasaan yang damai dan sah ke Biden.

Baca juga: Donald Trump Akhirnya Akui Kemenangan Joe Biden Pasca Aksi Rusuh di Capitol

Menurutnya, Trump bisa saja sengaja menggunakan Facebook untuk menghasut pemberontakan dengan aksi kekerasan terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Zuckerberg mengklaim bahwa postingan terbaru Trump terkait kecaman terhadap 'pemilihan presiden yang dicuri' dimaksudkan untuk memprovokasi kekerasan lebih lanjut antara pendukung dan musuh.

"Ia bersikeras seluruh negara sekarang harus bergabung bersama untuk memastikan pelantikan Biden jauh dari kata damai dan sesuai dengan norma demokrasi yang ditetapkan," trgas Zuckerberg.

Sebelumnya, raksasa media sosial itu telah menghapus atau memberi label pada beberapa postingan Trump hari Rabu lalu, saat para pendukungnya mulai menyerbu Capitol Hill.

Facebook menyebut postingan Trump sebagai hasutan untuk melakukan tindakan kekerasan.

Jika Trump diizinkan untuk terus memposting, Zuckerberg menilai Trump hanya akan terus memprovokasi para pendukungnya.

Zuckerberg mengakui bahwa platformnya sebelumnya telah mengizinkan Trump dan tokoh kontroversial lainnya untuk memposting konten yang tidak pantas.

Hal ini dilandasi alasan bahwa publik 'memiliki hak untuk akses seluas mungkin untuk informasi politik'.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini