Seperti yang telah disinggung di atas, Steam Deck menjalankan sistem operasi SteamOS 3.0 milik Valve.
Sistem operasi ini berbasis Linux yang menjalankan game Windows dengan bantuan Proton sebagai compatibility layer.
Valve mengklaim pengguna dapat menjalankan semua game di Steam Deck, bukan hanya yang dirancang untuk Linux.
Steam Deck mendukung penyimpanan cloud Steam, artinya pengguna dapat berhenti bermain game di PC yang kemudian dilanjutkan di Steam Deck.
Selain itu, melalui dok USB, pengguna dapat menghubungkan Steam Deck ke monitor, keyboard, dan mouse layaknya PC.
Soal konektivitas, Steam Deck mendukung Wi-Fi 802.11ac dual-band dan Bluetooth 5.0.
Steam Deck ditenagai baterai 40-watt hour yang diklaim bisa bertahan selama 8 jam untuk bermain game ringan, streaming, atau browsing.
Untuk menjalankan game berat 3D daya tahan baterai bakal turun menjadi sekira 4 jam.
Pengisian daya melalui port ISB Tipe-C dan dalam paket pembelian mendapatkan adapter 45W.
Harga Steam Deck
Steam Deck hadir dengan tiga varian.
Harga Steam Deck 64GB yakni 399 USD atau sekitar Rp 5,7 jutaan.
Kemudian model 256GB dijual seharga 529 USD atau sekira Rp 7,6 jutaan.
Model tertinggi dengan internal 512GB dibaderol 649 USD atau sekira Rp 9,4 jutaan.
Steam Deck bakal dijual pada Desember 2021 di Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, dan Inggris.
Belum diketahui apakah konsol PC gaming portable ini bakal masuk Indonesia atau tidak.
(Tribunnews.com/Fajar)