Selain faktor tukar tambah yang dinilai tinggi, Horace mengungkapkan adanya penambahan fitur atau pembaharuan yang bahkan tidak diketahui kegunaannya oleh pengguna.
Faktor tersebut dinamai oleh Horace sebagai dilema "faster horse".
"Kita (pengguna) tidak meminta untuk fitur seperti mode malam, rack focus, post production focus, kamera makro dan hasil yang bersifat bokeh."
"Namun ketika Apple meluncurkan fitur tersebut maka pengguna secara berlahan memakainnya dan menuntut untuk semakin disempurnakan di produk iPhone terbaru," ungkapnya dikutip dari Phone Arena.
Selain itu, Horace juga mencontohkan keberadaan iPhone 13.
Dia mengungkapkan, kamera di iPhone 13 di setiap varian terlihat tidak direncanakan untuk menggantikan kamera profesional.
Sementara itu, kamera tersebut hanya dibuat bagi orang awam yang tidak terjun ke dunia fotografi untuk membuat terkesan orang lain saja.
Sehingga dirinya menyimpulkan, orang biasa juga bisa menciptakan foto yang dikatakan setara dengan hasil dari fotografer profesional.
"Orang biasa dengan peralatan luar biasa dapat menciptakan hasil yang luar biasa," tuturnya.
Permintaan terhadap fitur iPhone yang semakin tinggi tiap tahunnya tersebut menjadi faktor lain bagi pengguna untuk selalu melakukan pembelian varian iPhone terbaru.
Adanya impresi dari orang lain terhadap pengguna iPhone tentu menaikan statusnya di tataran sosial.
Faktor-faktor yang telah disebutkan di atas akan membuat Apple tidak hanya mendongkrak pembelian oleh konsumen, tapi menaikan pula sahamnya di pasar dengan memanfaatkan market yang begitu luas.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Apple