Tidak Ada Tempat untuk Penyerangan
Kasus yang melanda membuat pimpinan Activision Blizzard, Bobby Kotick angkat suara.
Dikutip dari sumber yang sama, dirinya menuliskan bahwa tidak ada ruang bagi perusahaannya terhadap segala bentuk diskriminasi, penyerangan, atau perlakuan yang tidak setara dalam bentuk apapun.
Selain itu, Bobby juga mengapresiasi kepada karyawan yang telah berani membagikan pengalamannya.
Baca juga: Informasi Produk Baru Kerap Bocor Sebelum Peluncuran, Bos Apple Bereaksi
"Saya meminta maaf kepada siapapun yang telah mengalami perlakuan yang tidak pantas."
"Selain itu, saya akan tetap memegang teguh komitmen untuk membuat Activision Blizzard sebagai salah satu perusahaan di dunia yang paling inklusif, dihormati, dan menghormati di lingkungan kerja," tulisnya.
Bobby juga merasa berterima kasih kepada EEOC atas pendekatan konstruktif terhadap perusahaannya terkait kasus yang dihadapi.
"Kita (Activision Blizzard) akan melanjutkan komitmen untuk menghilangkan segala bentuk penyerangan dan diskriminasi di lingkungan kerja."
"Kita juga berterimakasih kepada EEOC atas pendekatan konstruktifnya ketika di saat yang bersamaan, Activision Blizzard sedang memenuhi komitmen untuk memberantas perlakuan yang tidak pantas di lingkungan kerja," ungkapnya.
Sementara itu, kasus dari EEOC hanyalah satu dari sekian banyak tuduhan yang dialami oleh Activision Blizzard terkait pelecehan seksual serta diskriminasi.
Pada bulan Juli, Lembaga Perlindungan Pekerja California mengambil tindakan hukum terhadap Activision Blizzard setelah melakukan penyelidikan selama dua tahun.
Lembaga tersebut menuduh Activision Blizzard dan sekelompok karyawan laki-lakinya yang telah melakukan penyerangan secara seksual dan disebut sebagai budaya 'frat boy'.
Akibat kasus tersebut, beberapa investor Activision Blizzard juga melakukan tindakan hukum pada bulan Agustus atas dugaan menutupi segala bentuk tuduhan dari pemegang saham.
Selain itu, tindakan hukum juga dilakukan oleh kelompok pejuang hak pekerja, Communication Workers of America.
Kelompok tersebut menuduh Activision Blizzard telah mencegah diskusi terkait melindungi aktivitas di lingkungan kerja dengan menggunakan hukum terikat.
Tuduhan lainnya adalah mengancam karyawan untuk tidak diperbolehkan membicarakan tentang upah, jam kerja, serta kondisi saat melakukan pekerjaan.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)