Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2018 bersama dengan PT Ajaib Sekuritas Asia (Ajaib Sekuritas).
Dengan kata lain, julukan unicorn berhasil diambil Ajaib dalam kurun waktu tiga tahun setelah perusahaan ini resmi berdiri.
Ajaib mengklaim bahwa dirinya adalah "startup tercepat yang mencapai status unicorn di Asia Tenggara".
Pencapaian ini agaknya tak lepas dari pertumbuhan Ajaib di sektor investasi ritel di Indonesia, termasuk dari segi pertumbuhan pengguna.
Pada September 2021, Ajaib mencatatkan pertumbuhan signifikan pengguna, yakni 1.032.822 investor saham aktif yang telah menggunakan Ajaib.
Dikatakan juga bahwa mayoritas pengguna aplikasi Ajaib terdiri dari generasi milennial dan Gen Z, yang merupakan investor pemula.
Jumlah pengguna Ajaib tersebut hampir setengahnya dari total investor saham ritel di Indonesia. Mengingat menurut Bursa Efek Indonesia tercatat ada 2,6 juta investor saham aktif pada akhir Agustus.
Karena mayoritas penggunanya adalah investor pemula, Ajaib memiliki misi untuk mendomokratisasikan investasi.
Hal ini terungkap dari sebuah pernyataan dari salah satu pendiri dan CEO Ajaib, Anderson Sumarli, kepada outlet media Nikkei Asia.
Misi itu diwujudkan Ajaib dengan cara menyediakan analisis saham yang komprehensif untuk membantu pemula belajar dan memahami lebih banyak tentang investasi.
"Kami di Ajaib mengambil tanggung jawab ini dengan serius dan telah menginvestasikan banyak sumber daya untuk membantu mendidik pengguna kami tentang cara menikmati investasi dengan bertanggung jawab dan tepat," kata Sumarli, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Nikkei Asia, Rabu (6/10/2021).
Oleh karena itu, Sumarli juga mengungkapkan, pendanaan yang dikumpulkan Ajaib pada seri B ini akan digunakan untuk meluncurkan produk yang menarik bagi investor pemula.
Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk merekrut sumber daya di bagian product and engineering talent. (Galuh Putri Riyanto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Raih Pendanaan Rp 2,2 Triliun, Ajaib Resmi Jadi Unicorn Baru Indonesia"