TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa dalam industri teknologi begitu banyak terjadi di sepanjang tahun 2021 ini.
Salah satunya juga dialami oleh raksasa perusahaan asal Amerika Serikat, Facebook.
Pada artikel ini terdapat dua peristiwa yang dialami Facebok dan menjadi sorotan yaitu perubahan nama perusahaan dari Facebook menjadi Meta serta tuduhan yang dilontarkan oleh mantan manajernya, Frances Haugen.
Menariknya, perisitwa yang terkesan bertolak belakang ini terjadi dalam bulan yang sama yaitu pada Oktober 2021 lalu.
Baca juga: Perubahan Nama Facebook Diyakini Dongkrak Harga Aset Kripto MANA dan SAND
Baca juga: Kolaborasi PointStar dan Facebook untuk Memudahkan Komunikasi Internal Perusahaan di Indonesia
1. Tuduhan kepada Facebook oleh Mantan Manajernya, Frances Haugen
Kasus ini terjadi pada 4 Oktober 2021 di mana mantan manajer Facebook untuk divisi penanganan disinformasi, Frances Haugen menampakan diri pada acara televisi CBS, CBS 60 Minutes.
Dirinya adalah sosok dibalik seluruh laporan terkait tuduhan yang dialami oleh Facebook serta anak perusahaanya, Instagram.
Laporan tersebut ia dapatkan sebelum memutuskan untuk keluar dari Facebook pada awal tahun dengan mengkopi seluruh memo dan dokumen internal dari perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.
Kemudian kopian tersebut diserahkan ke Wall Street Journal (WSJ) dikenal dengan nama ‘Facebook Files’.
Salah satu isi dari dokumen yang telah dipublikasikan tersebut adalah perlakuan yang berbeda terhadap selebriti, politisi, serta tokoh-tokoh penting yang menggunakan Facebook.
Kebijakan tersebut diimplementasikan Facebook dengan menggunakan sistem yang dikenal dengan XCheck (pemeriksaan silang).
Selain itu adapula kasus hukum yang sedang dihadapi oleh Facebook dengan para pemegang sahamnya.
Mark dituduh terkait pembayaran Facebook ke Komisi Perdagangan Amerika Serikat sebesar 5 miliar dolar AS atau Rp 71,2 triliun atas skandal Cambridge Analytica.
Mereka menganggap jika jumlah uang yang dibayarkan terlalu mahal dan pembayaran itu hanya sebagai bentuk perlindungan kewajiban Mark sebagai tertuduh.
Laporan yang dipublikasikan tersebut ternyata juga berisi terkait salah satu anak perusahaan Facebook, Instagram.
Aplikasi berbagi foto dan video itu dinilai memperburuk psikologis remaja perempuan yang memakainya.
Kesimpulan itu didapatkan dari laporan tersebut di mana berdasarkan riset yang dilakukan terdapat 32% remaja perempuan menganggap jika mereka merasa semakin buruk secara penampilan ketika menggunakan Instagram.
Akhirnya, hasil riset tersebut sampai ke senator Amerika Serikat dan mengharuskan Haugen bersaksi pada jajak pendapat yang bertajuk ‘Protecting Kids Online’.
Namun riset tersebut pun langsung dibantah oleh pihak eksekutif dengan bersaksi di depan senator Amerika Serikat jika temuan itu gagal untuk menyorot efek positif dari platform Facebook dan Instagram pada remaja.
2. Facebook Ubah Nama Jadi Meta
Pengumuman penggantian nama ini dilakukan selang beberapa minggu setelah tuduhan yang menimpa Facebook, tepatnya pada 28 Oktober 2021.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengumumkannya melalui sebuah acara virtual yang bertajuk ‘Connect’.
Dirinya mengungkapkan jika setelah perubahan nama ini, perusahaannya ingin dikenal sebagai perusahaan metaverse.
Metaverse sendiri memiliki arti tempat dunia fisik dan digital bersatu.
Lebih jauh, Mark menjelaskan jika pergantian ini tidak dikenakan ke anak perusahaannya yaitu Facebook, Instagram dan WhatsApp dan hanya terjadi pada induk perusahaan saja.
Kemudian secara teknis, metaverse dianggap oleh sebagian orang hanya sebagai pengaplikasian dari virtual reality (VR) tetapi terdapat pula anggapan lain jika teknologi ini akan menjadi masa depan dari internet seperti dikutip dari BBC.
Hal ini dikarenakan karena pengembangan dari metaverse dimungkinkan untuk kebutuhan pekerjaan, konser, serta sosialisasai dengan teman atau keluarga.
Perubahan ini pun juga berpengaruh terhadap nama pasar saham Facebook sendiri.
MVRS menjadi nama terbaru dari Facebook di pasar saham dan telah diganti pada 1 Desember 2021.
Hanya saja ada opini lain atas tujuan dari Facebook untuk mengubah nama perusahaannya.
Dikutip dari Tribunnews.com, Facebook saat itu baru saja mengalami skandal yang diketahui melalui laporan bernama ‘Facebook Files’.
Namun terkait masalah itu, Mark menganggap jika laporan itu adalah cara yang terencana untuk memilih secara selektif atas dokumen yang dibocorkan dan membuat penggambaran atas perusahaannya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)