ANA dan Japan Airlines mengatakan mereka membatalkan beberapa penerbangan ke AS yang dijadwalkan menggunakan pesawat Boeing 777, tetapi akan mengoperasikan beberapa penerbangan menggunakan Boeing 787 sebagai gantinya.
Pada Selasa malam, Delta Air Lines ( DAL ) mengatakan, sedang merencanakan kemungkinan pembatalan terkait cuaca pada Rabu karena layanan 5G baru di sekitar puluhan bandara AS.
"Perusahaan telekomunikasi pada Selasa (18/1/2022) sepakat untuk membatasi ruang lingkup perluasan jaringan 5G, yang direncanakan pada Rabu (19/1/2022), dan akan menunda implementasi di sekitar bandara tertentu di AS," sebut Delta Airlines dalam pernyataan.
Bagaimana 5G dapat mempengaruhi penerbangan dan pesawat?
Dikutip dari The Independent, Kamis (20/1/2022), internet 5G berkecepatan tinggi menggunakan apa yang disebut sebagai 'frekuensi C-band', yang serupa dengan yang digunakan oleh pesawat modern untuk mengukur ketinggian.
Baca juga: FAA Minta Produsen Pesawat Boeing Tingkatkan Fitur Keamanan Karena Jaringan 5G
Bos maskapai mengklaim bahwa kehadiran 5G dapat mengganggu instrumen pesawat ini dan menyebabkan gangguan pada aktivitas penerbangan.
Ada kekhawatiran khusus tentang altimeter radio, yang memberitahukan kepada pilot tentang ketinggian mereka saat terbang dalam jarak pandang rendah.
Baca juga: FAA Umumkan Bandara yang akan Miliki Zona Penyangga 5G Sebelum Ekspansi C-Band
Operator ambulans udara di AS juga telah menyuarakan keprihatinan, karena helikopter komersial sering menggunakan perangkat yang disebut radar altimeter untuk memastikan pendaratan yang aman.
Pada gilirannya, jaringan seluler berpendapat bahwa industri penerbangan telah bertahun-tahun meningkatkan instrumen mereka.
Beberapa pemimpin penerbangan lalu meminta peluncuran 5G ditunda di area sekitar bandara AS.
Kekhawatiran pun telah diatasi, setidaknya sebagian, karena FAA mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka tidak akan keberatan dengan peluncuran 5G setelah perusahaan teknologi yang bersangkutan setuju untuk mengurangi daya pada pemancar 5G di dekat bandara selama 6 bulan pertama setelah peluncuran.
Namun, pada Desember 2021 turut diumumkan bahwa penerbangan yang mengandalkan radio altimeter mungkin perlu dijadwal ulang jika ada risiko gangguan 5G, yang secara efektif 'bergesekan' dengan jaringan seluler dengan industri penerbangan.
Lalu pada 17 Januari lalu, FAA mengumumkan bahwa mereka telah membersihkan dua jenis radio altimeter yang digunakan oleh pesawat AS.
Ini mengindikasikan sekitar 45 persen pesawat komersial yang berbasis di negara itu kini memiliki izin untuk pendaratan dengan visibilitas rendah di bandara yang dekat dengan pemancar 5G.