TRIBUNNEWS.COM - Budaya Digital mengalami peningkatan dalam pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021.
Dilansir Kominfo.go.id, pengukuran indeks literasi digital ini selain untuk mengetahui status literasi digital di Indonesia juga untuk memastikan upaya peningkatan literasi digital masyarakat makin tepat sasaran.
"Kita ingin terus mempercepat dan mengawal terus tingkat literasi digital masyarakat, mengimbangi dengan perkembangan teknologi digital yang cepat dan makin strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan dalam Peluncuran Indeks Literasi Digital 2021, Kamis (20/1/2022).
Perlu diketahui, keempat pilar yang menjadi pembentuk Indeks Literasi Digital diukur setiap tahun oleh Kementerian Kominfo.
Pengukuran indeks tersebut juga dilakukan bersama Siber Kreasi dan Katadata Insight Center (KIC).
Baca juga: Hasil Survei: Literasi Digital di Indoneisa Tahun 2021 Naik
Baca juga: Airlangga Hartarto: Keamanan Data Digital Perlu Kerja Sama Internasional
Adapun pada pilar Budaya Digital (digital culture) tercatat dengan skor 3,90 dalam skala 5 atau baik.
Selanjutnya, pilar Etika Digital (digital etics) dengan skor 3,53 dan Kecakapan Digital (digital skill) dengan skor 3,44.
Sementara itu, pilar Keamanan Digital (digital safety) mendapatkan skor paling rendah (3,10) atau sedikit di atas sedang.
Panel Ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri mengatakan, tahun ini Indeks Literasi Digital Indonesia berada pada skor 3,49 atau pada tahap sedang dan mendekati baik.
"Penggunaan empat pilar dalam pengukuran kali ini mengacu pada Roadmap Literasi Digital Indonesia 2020-2024 yang disusun Kominfo, berdasarkan riset nasional sebelumnya serta mengacu pengukuran serupa yang dimikili UNESCO," jelasnya.
Mulya Amri menjelaskan, jika dibanding tahun sebelumnya, pada kerangka indeks tahun 2021 terdapat perubahan dalam pengelompokan unsur pembentuk yang menyusun indeks.
"Ini adalah upaya untuk terus memastikan Indonesia memiliki alat ukur yang ajeg dan kini kita sudah punya roadmap atau peta jalan yang bisa dijadikan acuan baik dalam pengkuran maupun upaya peningkatan literasi," kata Mulya.
Baca juga: Luhut Sebut Literasi Keuangan Indonesia Masih Kalah Jauh dengan Singapura dan Malaysia
Baca juga: Platform Bertumbuh Dorong Digitalisasi Pebisnis Online di Indonesia
Analisis Perilaku: Peningkatan Skill Mengklarifikasi Berita Bohong
Pengukuran Indeks Literasi Digital 2021 dilakukan melalui survei tatap muka kepada 10.000 responden dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia.
Karakteristik responden adalah pengguna internet berusia 13-70 tahun.
Dibandingkan dengan Indeks Literasi Digital 2020, ada peningkatan indeks dari 3,46 ke 3,49.
Perbaikan terjadi pada pilar Digital Culture dan Digital Skills, tetapi ada penurunan pada Pilar Digital Ethics dan Digital Safety.
Mulya Amri menyebutkan pilar Keamanan Digital (digital safety) yang mendapat skor paling rendah perlu mendapat perhatian.
Responden masih banyak yang belum mampu melindungi dirinya di dunia maya.
"Kami menemukan misalnya, masih banyak yang tidak menyadari bahaya dari mengunggah data pribadi," ujar Mulya.
Selain mengukur indeks literasi, survei yang dilakukan Kominfo bersama Katadata Insight Center juga mengalisis perilaku pengguna internet di Indonesia.
"Lewat survei ini, kami juga menemukan jika masyarakat saat ini mengalami peningkatan skill dalam mengklarifikasi berita bohong atau hoaks."
"Ini ditunjukkan dengan makin banyak yang rajin mencari melalui mesin pencari di dunia maya untuk mendapatkan kebenaran sebuah informasi," ujarnya.
Analisis terhadap hasil indeks menemukan juga perlu ada upaya peningkatan literasi terhadap kelompok perempuan, kelompok berpendapatan rendah, yang berpendidikan rendah serta yang telah berumur.
Survei dengan teknik pengambilan sampel multistage random sampling ini dilakukan pada Oktober 2021.
Seluruh hasil survei indeks literasi digital dapat dibaca dan diunduh melalui status.literasidigital.id.
(Tribunnews.com/Latifah)