"Kalau bandwitdh internet tersedia dengan baik, kecepatan lebih tinggi, kualitas lebih baik, maka masyarakat itu bisa gunakan untuk macam-macam kegiatan," tutur Sarwoto.
Internet Cepat Dukung Ekonomi
Upaya pemerintah menggenjot ekonomi digital dengan target 323 miliar dolar AS pada 2030, tentunya sangat tergantung dengan kualitas dari akses internet di dalam negeri.
Sarwoto menyebut internet yang berkualitas pasti memacu transaksi ekonomi digital, di mana pemanfaatan sosial media, e-commerce, hingga pelayanan pemerintahan semuanya membutuhkan jaringan internet.
"Kita semua sepakat transformasi ekonomi digital, e-government harus maju," tuturnya.
Secara terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyampaikan, potensi ekonomi digital di Indonesia begitu besar seiring pengguna mobile atau telepon genggam aktif sebanyak 355 juta pada 2019 dan tahun ini mencapai 370 juta.
"Terjadi peningkatan cukup tinggi, dan ini lebih tinggi dari jumlah penduduk Indonesia," ucap Piter.
Sementara untuk pengguna internet, kata Piter, pada 2019 sebanyak 150 juta dan kemudian naik di tahun berikutnya 202 juta.
"Tahun ini sudah 204 juta pengguna internet. Ini gambaran potensi pasar digital kita di Indonesia, menggunakan internet cukup tinggi dengan pasar yang besar, jumlah penduduk kelas menengah yang tinggi dan penggunaan internet tinggi," tuturnya.
Adapun penggunaan internet di Indonesia, mayoritas dimanfaatkan sebagai sarana menemukan informasi, berhubungan dengan teman maupun keluarga, hiburan, dan lain-lainnya.
"Jadi ini menggambarkan prospek bisnis digital Indonesia termasuk tertinggi di Asia Tenggara, bahkan mungkin di Asia," papar Piter.
Namun, Piter menilai penetrasi internet di Indonesia masih kalah jauh dengan negara Asean lainnya, karena masih 64 persen atau di bawah Singapura mencapai 88 persen, Malaysia 83 persen, Thailand 75 persen, dan Vietnam 70 persen.
Selain penetrasi internet yang rendah, kata Piter, kecepatan internet mobile Indonesia juga masih lemah yakni rata-rata 13,83 Mbps, jauh tertinggal dengan Malaysia 23,8 Mbps, Thailand 25,9 Mbps, dan Vietnam 30,39 Mbps.
"Jangkauan internet kita juga belum merata, banyak daerah masih blank spot, daerah yang tidak dapet fasilitas internet. Lalu, masih lemahnya perlindungan konsumen terkait dengan data pribadi," paparnya.
Piter menyebut, hal itu menjadi peluang dan tantangan Indonesia dalam pengembangan ekonomi digital untuk semakin maju lagi.
"Tantangan memang harus diselesaikan, tetapi jadi peluang karena ketika ini diselesaikan maka semua potensi akan lebih terbuka dan besar," tutur Piter.