Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Komunikasi dengan keluarga saat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci menjadi sangat penting. Karenanya, para jemaah haji perlu menyiapkan pula paket kuota internet pada smartphone mereka.
Lalu mana yang lebih baik, mengisi paket kuota dari provider lokal di Tanah Air, atau membeli nomor kartu perdana setibanya di Arab Saudi?
Harga paket kuota internet lokal dari provider Indonesia memang lebih mahal jika dibandingkan harga dari operator di Arab Saudi.
Pantauan Tribunnews, provider di Indonesia menawarkan harga antara Rp 699 Ribu sampai Rp 850 ribu untuk kuota 25 GB yang bisa dipakai di Arab Saudi. Masa berlakunya sekitar 6 bulan.
Lebih baik membelinya di gerai provider tersebut, karena paket data roaming harus diaktifkan untuk bisa digunakan di Arab Saudi.
Sementara di Arab Saudi, sama seperti di Indonesia, harga kartu perdana gratis.
Nah, harga paket kuota yang ditawarkan lebih murah.
Dengan harga setara, kuota yang didapatkan lebih melimpah. Dengan harga 194 SR (sekitar Rp 750 ribu), pembeli bisa mendapatkan kuota 65GB.
Baca juga: Ada Jemaah Haji Bawa Magic Com, Golok, hingga Rokok, Bupati Majalengka: Padahal Sudah Diwanti-wanti
Tapi, masa berlakunya lebih singkat, yakni hanya sebulan saja. Untuk membeli kartu perdana di Arab Saudi ini memang perlu perjuangan ekstra.
Di sekitar pemondokan jemaah haji Indonesia di Madinah misalnya, tak banyak gerai provider telepon seluler.
Satu toko paling dekat ada di dekat Masjid Nabawi. Tak heran, untuk membeli harus mengantre cukup panjang.
Baca juga: 4 Orang Jemaah Haji Indonesia di Madinah Harus Diantar ke Mekkah Naik Ambulans
Antrean pembeli kartu yang mengular panjang bak mengantre minyak goreng murah, adalah pemandangan yang jamak terjadi di gerai-gerai provider dekat Masjid Nabawi atau Masjidil Haram.
Padahal, gerai di tempat lain di tengah kota, rata-rata sepi pembeli. Yosef Agung, seorang petugas penyelenggara ibadah haji, mengaku harus mengakali beli kartu saat tengah malam atau dini hari.
Baca juga: Rompi Penurun Suhu Disiapkan untuk Tangani Heat Stroke Saat Puncak Haji, Berikan Hawa Dingin 12 Jam
"Di waktu itu antrean lengang, kebetulan tokonya memang buka 24 jam," kata Yosef, Rabu (29/6/2022).
Untuk membeli, siapkan pula keberanian untuk berkomunikasi dengan bahasa 'Tarzan', bila anda tak bisa berbahasa Arab.
Ini karena sales di sana, rata-rata susah berbahasa selain bahasa Arab.
Atau, bila ragu, bisa meminta tolong ke petugas haji Indonesia yang bisa berbahasa Arab.
Seperti dilakukan oleh Syarif Moh Alfian asal embarkasi Batam.
"Saya beli dapat bantuan dari petugas haji kita, beruntung, akhirnya saya bisa beli," kata Syarif.
Beda dengan di Indonesia yang hanya butuh KTP, di sana anda akan diminta paspor dan sidik jari untuk beli sebuah nomor perdana. Prosesnya cukup cepat, sekitar 15 menit saja.
Bagaimana Jika Tersesat?
Jemaah haji tersesat dan lupa jalan di Masjidil Haram jadi hal yang paling jamak ditemui setiap tahunnya.
Maklum, masjid terbesar di dunia itu punya 210 pintu masuk. Semua pintu pun nyaris sama penampakan fisiknya.
"Hasil evaluasi sementara, masalah jemaah yang paling banyak terjadi di Masjidil Haram adalah lupa atau tidak tahu jalan pulang ke hotel. Rata-rata setiap hari ada 20 orang jemaah tersesat," kata Kolonel Muftil Umam, Kepala Seksi Petugas dan Keamaaan Jemaah di Mekkah, Rabu (29/6/2022).
Jemaah haji Indonesia tak perlu khawatir bila tersesat di sana. Tim Perlindungan Jemaah (Linjam) dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia, punya 8 pos jaga di Masjidil Haram.
Delapan pos itu antara lain ada di lokasi tawaf, lokasi sai, pintu Babussalam, sekitar Tower Zamzam, serta tiga terminal bus yang ada di seputaran Masjidil Haram.
PPIH sendiri menambah personel perlindungan jemaah di Masjidil Haram, jelang puncak ibadah haji.
Jika sebelumnya hanya dua shift dengan durasi jaga masing-masing 12 jam, saat ini ditambah menjadi tiga shift dengan durasi jaga 8 jam.
Petugas haji di sektor ini diperkuat oleh prajurit TNI/Polri.
“Personel kita perkuat di Masjidil Haram demi memberikan rasa aman. Sebelumnya, sektor khusus Masjidil Haram personel 10. Saat ini ditambah 19 jadi 29 personel. Ini yang khusus personel dari TNI/Polri,”
"Kalau ada jemaah yang tersesat, petugas linjam wajib membantu sampai titik bus pengantaran,” ujar Umam, yang juga berdinas di kesatuan Kopassus ini.
Atasi Keluhan Heat Stroke
Sementara itu, Pusat Kesehatan Haji menyiapkan rompi penurun suhu untuk penanganan kasus heat stroke pada jemaah haji saat puncak haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan rompi penurun suhu ini mengadopsi teknologi carbon cool.
"Rompi penurun suhu ini merupakan inovasi pelayanan kesehatan di musim haji 1443 H, untuk penanganan kasus heat stroke yang mungkin terjadi di musim haji 2022 ini," ujar Budi melalui keterangan tertulis, Selasa (28/6/2022).
Rompi ini juga akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan.
Sebanyak 10 rompi sudah disiapkan untuk petugas. Sementara 20 rompi lainnya disiapkan untuk pertolongan pertama pada jemaah yang mengalami heat stroke.
Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Suzy Indharty mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jemaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi ini.
"Suhu diukur secara continue, dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat, untuk kemudian diberikan terapi standar lainnya," jelas Suzy.
Penggunaan tekno cool membuat daya tahan dingin lama. Hawa dingin bisa bertahan 8 hingga 12 jam lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atau ice gel.
Dalam penggunaanya, pasien akan dipakaikan rompi lengkap dengan decker untuk meredam saraf-saraf sensorik yang banyak di bagian tubuh terbuka yang tersengat matahari.
Bagian tersebut, adalah bagian lengan, paha, dan betis. Dalam keadaan emergency, techno cool bisa langsung ditempelkan di tubuh pasien.
Saat ini Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Aran Saudi menambah jumlah petugas menjelang puncak haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Ketua PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat mengatakan langkah ini dilakukan untuk menghadapi penambahan jemaah di Kota Makkah.
"Untuk itu kami melakukan penguatan di sektor khusus dengan penambahan personil yaitu 40 petugas pershift. Ini luar biasa, agar kita bisa maksimal memberi pelayanan sekitar Masjidil Haram sebagai tempat pusat ibadah," ujar Arsyad melalui keterangan tertulis, Selasa (28/6/2022).
Selain potensi jamaah yang kesasar, Arsyad mengkhawatirkan potensi kemacetan lalu lintas. Jemaah dari negara lain juga akan memadati Kota Makkah pada masa puncak musim haji.
Bus untuk rute internasional yaitu Mahbas Jin-Bab Ali tidak hanya akan ditumpangi negara Indonesia. Sehingga berpotensi berdesak-desakan.
"Maka kita juga sudah berkoordinasi akan melakukan penambahan jumlah petugas kita khususnya petugas transportasi disekitar Mahbas Jin-Bab Ali untuk membantu jamaah kita terlindungi," ungkap Arsyad.
"Karena kalau sudah berdesak-desakan dengan jamaah dr negara lain, jamaah kita akan kalah. Ini butuh perhatian dan perlindungan dari petugas transportasi," tambah Arsyad.