Kursus gratis ini menggarisbawahi komitmen perusahaan untuk membangun tenaga kerja keamanan siber yang beragam, adil, dan inklusif.
Selain pelatihan, program ini memberikan saran langsung kepada wanita tentang langkah selanjutnya yang perlu mereka ambil untuk memulai karir di bidang TI atau keamanan siber.
“Tanggapan yang kami terima sangat fenomenal, dengan lebih dari 950 ribu orang di Indonesia dan di seluruh dunia, mendaftar untuk mengikuti kursus ini," ungkapnya.
"Saya terdorong oleh upaya untuk membawa lebih banyak perempuan ke sektor ini, tetapi upaya ini harus terus menerus dan konsisten karena perubahan membutuhkan waktu, dan apa pun yang tidak berkelanjutan, akan terlihat seperti tokenisme,” kata Edwin.
Yang menggembirakan, menurut Edwin, banyak pemimpin industri dan pemilik bisnis termasuk di Indonesia yang saat ini menjadikan keragaman dan inklusi sebagai fokus alias tidak bias gender.
“Kami melihat lebih banyak pemimpin perempuan di bidang teknologi, termasuk keamanan siber, tetapi kami harus mengakui bahwa kebutuhan untuk memanfaatkan lebih banyak lagi talenta berbakat (kaum wanita) melalui lingkungan kerja yang inklusif,” tuturnya.