News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Buntut Batalnya Akuisisi, Twitter Gugat CEO Tesla Elon Musk, Persidangan Dimulai Pada Oktober

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buntut batalnya akuisisi, Twitter dan Elon Musk dijadwalkan melakukan persidangan pada bulan Oktober atas gugatan yang diajukan perusahaan media sosial tersebut.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Twitter dan Elon Musk dijadwalkan melakukan persidangan pada bulan Oktober atas gugatan yang diajukan perusahaan media sosial tersebut.

Twitter mengajukan gugatan setelah CEO Tesla ini mengakhiri kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli perusahaan media sosial tersebut.

Twitter telah meminta agar persidangan ini digelar pada bulan September, yang ditentang oleh Musk dengan meminta persidangan diadakan Februari tahun depan.

“Semakin lama transaksi merger tetap dalam ketidakpastian, semakin besar risiko yang menyelimuti perusahaan,” kata seorang hakim di pengadilan kanselir Delaware, Kathaleen St. J. McCormick, yang dikutip dari New York Times.

Baca juga: Tak Takut Dengan Ancaman Twitter, Elon Musk Balas Gugatan Pakai Meme

Keputusan yang diungkapkan pihak pengadilan ini merupakan kemenangan bagi Twitter, yang mengatakan perpanjangan waktu akan memberi Musk lebih banyak waktu untuk mendesak perusahaan dan menemukan jalan keluar dari kesepakatan.

McCormick mengumumkan persidangan akan berlangsung selama lima hari, sementara tanggal pasti sidang akan disesuaikan dengan jadwal pengadilan dan pengacara dalam kasus tersebut.

"Kami senang bahwa pengadilan setuju untuk mempercepat persidangan ini," kata juru bicara Twitter.

Sementara pengacara Elon Musk, Alex Spiro mengatakan timnya telah siap menghadapi persidangan.

Saat Musk setuju untuk membeli Twitter, dia mengatakan perusahaan ini memiliki banyak potensi.

Namun selang beberapa minggu, dia mulai berpendapat jika Twitter menghalangi upayanya untuk mendapatkan data mengenai berapa banyak akun palsu yang beredar di platform tersebut. Musk juga mengatakan, Twitter telah memberikan informasi yang tidak relevan kepadanya.

Sementara pihak Twitter menyebut keluarnya Musk dari kesepakatan tersebut karena pasar saham sedang merosot. Perusahaan ini menambahkan, pihaknya telah bekerja sama dengan Musk untuk memberikan informasi mengenai akun palsu di platformnya.

Baca juga: Batal Diakuisisi, Twitter Gandeng Sejumlah Firma Hukum Untuk Tuntut Elon Musk

Pada Selasa (19/7/2022) kemarin, Twitter meminta agar gugatannya segera diproses. Pengacara Twitter, Bill Savitt mengatakan penundaan persidangan akan memberikan kerugian bagi Twitter.

"Ketidakpastian yang berkelanjutan atas kesepakatan itu (dapat) menimbulkan kerugian bagi pihak Twitter, setiap jam setiap hari," ujar Savitt.

Savitt mengajukan permintaan agar persidangan dimulai pada bulan September, dia menambahkan penundaan akan membuat Musk kehabisan waktu untuk membiayai kesepakatan tersebut.

Pengacara Elon Musk, Andy Rossman mengatakan Musk membutuhkan lebih banyak waktu untuk menganalisis data untuk menentukan apakah Twitter secara akurat menghitung jumlah akun palsu di platformnya.

Rossman mengatakan Twitter mencoba menutupi data mengenai jumlah akun bot di platformnya.

Elon Musk Minta Pengadilan Tolak Permintaan Twitter Percepat Persidangan

CEO Tesla Elon Musk meminta waktu untuk mempersiapkan persidangan terkait keputusannya untuk mengakhiri kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli perusahaan media sosial Twitter.

Sebelumnya pihak Twitter meminta proses persidangan dipercepat dan dimulai pada awal September ini.

Tim pengacara Elon Musk, yang telah mengajukan permintaan Musk ke pengadilan kanselir Delaware pada Jumat (15/7/2022), mengatakan persidangan harus menunggu hingga tahun depan.

Menurut tim pengacara Musk, sidang yang dipercepat akan menjadi taktik yang tidak adil dan dapat menutupi masalah mengenai peredaran akun palsu di platform Twitter.

“Twitter membuat permintaan tiba-tiba, setelah dua bulan menyeret kaki dan kebingungan. Ini adalah taktik terbaru Twitter untuk menutupi kebenaran tentang akun spam," ujar tim pengacara Musk, yang dikutip dari CNBC.

Awal pekan ini, Twitter menggugat Musk karena telah mundur dari kesepakatan untuk membeli perusahaan ini senilai 44 miliar dolar AS.

Tim pengacara Elon Musk mengatakan proses persidangan ini dapat berjalan lama dan meminta agar persidangan diadakan pada Februari tahun depan.,

"Ini akan menjadi ‘prestasi luar biasa’ untuk mengadili kasus kesepakatan yang rumit bahkan dalam lima hingga enam bulan. Mengadakan persidangan pada Februari 2023 akan menyeimbangkan kepentingan para pihak dan Pengadilan," kata tim pengacara Musk.

Twitter belum berkomentar terkait masalah ini, dan Elon Musk juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Twitter Gandeng Sejumlah Firma Hukum Untuk Tuntut Elon Musk

CEO dari Tesla Inc, Elon Musk tengah bersiap menghadapi gugatan serta denda miliaran dolar AS, akibat aksi pembatalan akuisisi Twitter yang dilakukannya secara sepihak.

Gugatan tersebut didapat Musk usai pihaknya menyatakan undur diri dari akuisisi Twitter dengan alasan karena Twitter telah melanggar aturan merger, dimana perusahaan sosial media ini kurang transparan dalam menyediakan informasi data mengenai jumlah akun palsu atau spam.

Hal inilah yang membuat Musk memutuskan untuk membatalkan rencana pembelian saham Twitter.

Beredarnya informasi pembatalan akuisisi ini lantas memicu amarah dewan Twitter, hingga mereka melayangkan gugatan pada Musk karena telah membohongi perusahaan dengan rencana pembelian saham platform twitter.

Baca juga: Elon Musk Rugi 440 Juta Dolar AS Akibat Bear Market Pada Pasar Bitcoin

Diketahui Twitter saat ini tengah menggandeng beberapa firma hukum terkenal asal New York diantaranya Wachtell, Lipton, Rosen & Katz LLP untuk menuntut serta memaksa Elon Musk menyelesaikan rencana akuisisi senilai 44 miliar dolar AS, mengutip dari Reuters.

"Dewan Twitter berkomitmen untuk menutup transaksi pada harga dan persyaratan yang disepakati dengan Mr Musk dan berencana untuk mengambil tindakan hukum untuk menegakkan perjanjian merger. Kami yakin kami akan menang di Pengadilan Negeri Delaware." Ujar Bret Taylor, ketua Twitter.

Sebelum Musk membatalkan rencana akuisisi, pihaknya telah beberapa kali meminta Twitter untuk membuat penilaian independen terhadap prevalensi akun palsu atau spam di platform Twitter, namun permintaan tersebut tak kunjung direspon oleh pihak Twitter. Alasan inilah yang membuat Musk membatalkan kesepakatan akuisisi dengan Twitter.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini