Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Koordinator Pengawas Cabang Dinas Wilayah IV Provinsi Lampung, Johan Supangkat menjelaskan, setiap orang harus memiliki etika digital saat membangun interaksi di ruang digital, termasuk di media sosial.
'“Internet adalah anugerah tapi bisa jadi bencana jika teknologi yang mengendalikan kita," ujarnya saat membawakan materi Etika Digital di di webinar “Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital" yang diikuti ratusan guru di Kota Bandar Lampung, baru-baru ini.
Johan menjelaskan, etika digital bisa menjadi panduan untuk menjunjung nilai dalam berdigital, kita hormati ilmu pengetahuan, etika ada karena kita adalah manusia. Mudah-mudahan hal ini dapat menyadarkan kita untuk bertindak positif,” kata Johan Supangkat.
Baca juga: Gandeng Faspay, Klik Indomaret Revolusi Pembayaran dari Konvensional ke Digital
Aina Masrurin, media planner Ceritasantri.id yang di webinar ini membawakan materi Keamanan Digital. mengatakan, pengguna platform digital perlu mengetahui bagaimana caranya mengamankan akun, apa yang tidak bisa diupload dan apa yang perlu dilakukan.
Untuk itu perlu mempelajari keamanan digital, intinya aman penggunaan device, data pribadi yang bersifat rahasia, misalnya dengan menggunakan identifikasi sidik jari, suara, atau retina mata.
Webinar ini merupakan bagian dari program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru di Bandar Lampung yang diikuti 885 peserta.
Program ini menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate dalam sambutannya menyatakan jika Pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ diterapkan.
Karena itu, kementeriannya mengajak semua pihak berpartisipasi aktif
dalam kegiatan literasi digital dan program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali.
"Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional. Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ujarnya saat memberikan sambutan di webinar ini.
Baca juga: NFT jadi Cara Seniman Hindari Pemalsuan Karya Seni Digital
Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pengerapan di webinar ini memaparkan, masifnya penggunaan internet di Indonesia membuat masyarakat harus diwaspadai praktik kejahatan online seperti penipuan, penyebaran kabar hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya.
Karena itu, menurutnya, peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.
“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5 yang artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel.
Webinar ini juga menampilkan pembicara seorang key opinion leader Shafira Bella yang membawakan materi Kecakapan Digital. Dia mengajak para guru dan orang tua dapat turut aktif untuk mendampingi anak-anak dan melakukan pengawasan ketika berinteraksi di ruang digital.