Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Pejabat Amerika Serikat (AS) memerintahkan perusahaan teknologi Nvidia Corporation untuk berhenti mengekspor dua chip berbasis kecerdasan buatan (AI) ke China.
Pembatasan tersebut dilakukan untuk melumpuhkan kemampuan perusahaan China dalam melakukan pekerjaan tingkat lanjut seperti pengenalan wajah (face recognition).
Namun larangan yang menargetkan chip A100 dan H100 Nvidia, juga dapat menghambat bisnis perusahaan teknologi ini di pasar China.
Saham Nvidia turun 6,6 persen pada perdagangan hari Rabu (31/8/2022) kemarin setelah pengumuman larangan ini muncul.
Nvidia mengungkapkan, larangan tersebut dapat mengganggu penyelesaian pengembangan H100, chip unggulan Nvidia yang dirilis tahun ini.
Melansir dari Reuters, selain Nvidia, perusahaan produsen chip semikonduktor Advanced Micro Devices Inc (AMD) juga menerima persyaratan lisensi baru yang dapat menghentikan ekspor chip AI M1250 ke China.
Saham AMD merosot 3,7 persen setelah beberapa jam perusahaan ini menerima perintah pembatasan tersebut.
Baca juga: Industri Game Sepi Peminat, Pendapataan Nvidia Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2022
Nvidia mengatakan, pejabat AS memberlakukan persyaratan lisensi baru kepada produsen chip, karena khawatir chip mereka akan digunakan oleh militer China.
"Aturan baru akan mengatasi risiko bahwa produk yang dilindungi dapat digunakan, atau dialihkan ke, 'penggunaan akhir militer' atau 'pengguna akhir militer' di China," ujar Nvidia.
Departemen Perdagangan AS tidak memberikan rincian mengenai persyaratan baru apa saja yang mereka terapkan untuk ekspor chip AI.
Mereka hanya menjelaskan, pihaknya berusaha menjauhkan penggunaan teknologi canggih AS dari "tangan yang salah".
Baca juga: Nvidia Tunda Peluncuran Kartu Grafis GeForce RTX 40 Series
"Meskipun kami tidak dalam posisi untuk menguraikan perubahan kebijakan spesifik saat ini, kami mengambil pendekatan komprehensif untuk menerapkan tindakan tambahan yang diperlukan terkait dengan teknologi, penggunaan akhir, dan pengguna akhir untuk melindungi keamanan nasional AS dan kepentingan kebijakan luar negeri," kata seorang juru bicara departemen itu.
Tanpa chip Amerika yang diproduksi oleh perusahaan seperti Nvidia dan AMD, China tidak dapat menggunakan teknologi komputasi canggih seperti pengenalan wajah dan suara.
Sistem pengenalan wajah dan suara banyak digunakan pada aplikasi yang terdapat di smartphone, seperti kemampuan menjawab pertanyaan dan menandai foto.
Baca juga: Seri Terbaru Acer Swift X Kini Berprosesor AMD Ryzen 5000 Series dan NVIDIA GeForce RTX 3050 Ti
Sistem ini juga memiliki kegunaan militer seperti menjelajahi citra satelit dan menyaring komunikasi digital untuk pengumpulan data intelijen.
Nvidia melaporkan, pihaknya dapat kehilangan pendapatan sekitar 400 juta dolar AS karena larangan penjualan chip ke China.
Perusahaan ini mengatakan pihaknya sedang mengajukan pengecualian terhadap aturan tersebut, namun Nvidia ragu pejabat AS akan mengabulkan permohonan tersebut.
Pada minggu lalu, Nvidia memperkirakan pendapatan di kuartal ketiga tahun ini akan turun tajam. Perusahaan ini memperkirakan pendapatan di Q3 tahun ini turun 17 persen menjadi 5,90 miliar dolar AS.