Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raksasa layanan transportasi online Uber mengungkapkan jaringan komputernya telah diretas pada Kamis (16/9/2022) lalu, yang membuat perusahaan menghentikan beberapa komunikasi internalnya.
Pelanggaran sistem internal pada Uber yang terjadi pekan ini, menggarisbawahi perlunya pengguna aplikasi mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk melindungi data-data mereka, jika aplikasi yang mereka gunakan mengalami serangan siber.
Melansir dari Reuters, di bawah ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan saat aplikasi yang kita gunakan menjadi sasaran serangan siber:
Baca juga: Soal Bjorka, Menteri Johnny Plate Pastikan Pemerintah Serius Tangkal Serangan Siber
1. Setel ulang kata sandi akun
Mengubah kata sandi dapat membantu mencegah peretas mengakses informasi seperti nama, nomor handphone, dan detail kartu kredit.
Saat mengganti kata sandi atau password, sebaiknya pilih kata sandi yang rumit yang terdiri dari simbol dan angka, serta huruf besar dan kecil. Hindari kata sandi yang mirip dengan kata sandi sebelumnya.
2. Bekukan kartu kredit
Jika ada kecurigaan bahwa informasi kartu kredit mungkin telah bocor dalam insiden data breach atau pelanggaran data, pantau skor kredit Anda untuk setiap perubahan yang terjadi. Kemudian pertimbangkan untuk membekukan pembayaran pada kartu kredit untuk mencegah pembayaran yang tidak sah.
"Saya akan menghapus kartu kredit, rekening bank, atau metode pembayaran apa pun yang disimpan atau disimpan yang mungkin Anda gunakan di dalam aplikasi, karena jika peretas itu masih ada di lingkungan, mereka masih mencari data," kata kepala petugas keamanan informasi di Contrast Security, David Lindner.
Baca juga: Uber Selidiki Insiden Keamanan Siber, Usai Peretas Klaim Bobol Sistem Internal Perusahaan
3. Aktifkan Otentikasi dua faktor (Two factor authentication)
Jika aplikasi yang digunakan mengizinkan otentikasi dua faktor, segera aktifkan fitur tersebut. Pakar keamanan mengatakan, menggunakan verifikasi dua langkah adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi akun karena mempersulit peretas dalam mengakses informasi kunci.
Otentikasi dua faktor merupakan fitur keamanan yang dapat melindungi akun pengguna, selain menggunakan kata sandi. Ini juga disebut sebagai keamanan lapis kedua, di atas kata sandi atau nomor PIN pengguna.
4. Terus ikuti perkembangan informasi
Informasi dapat menjadi kunci selama serangan siber berlangsung. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengikuti perkembangan berita agar dapat menentukan langkah apa yang seharusnya dijalankan dan disarankan oleh perusahaan pengembang aplikasi.
Karena serangan siber dapat menonaktifkan saluran komunikasi utama seperti aplikasi perpesanan internal atau email, situs web dan media sosial harus dipantau untuk mendapat pembaruan informasi mengenai insiden peretasan tersebut.
Baca juga: Pakar Keamanan Siber Ragu Hacker Bjorka Berdomisili di Indonesia, Ini Alasannya
5. Pastikan menggunakan aplikasi versi terbaru
Penyedia aplikasi secara teratur mengirim pembaruan ke perangkat lunak mereka untuk menghapus kerentanan keamanan dan meningkatkan utilitas program. Ikuti terus pembaruan untuk mendapat keamanan terbaik pada aplikasi yang kita gunakan.