News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendapatan Apple Naik di Tengah Kesengsaraan Sektor Teknologi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo App Store milik Apple Inc. Apple Inc merilis laporan pendapatan dan laba perusahaan pada Kamis (27/10/2022), yang melampaui target Wall Street.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Apple Inc merilis laporan pendapatan dan laba perusahaan pada Kamis (27/10/2022), yang melampaui target Wall Street.

Laporan pendapatan Apple menjadi salah satu titik terang di sektor teknologi yang terpukul oleh pengurangan pengeluaran akibat inflasi yang tinggi.

Namun raksasa teknologi ini mengungkapkan perkiraan pendapatan di kuartal keempat tahun ini akan lebih suram.

Dikutip dari Reuters, tanpa memberikan angka spesifik, Apple mengatakan pertumbuhan pendapatannya akan turun di bawah 8 persen pada periode Oktober sampai Desember.

Baca juga: Simulasi Cicilan iPhone 14 hingga iPhone 14 Pro Max di iBox Indonesia, Mulai Rp 666.625 per Bulan

Raksasa teknologi yang berbasis di California ini diselamatkan oleh teknologi tertuanya yaitu komputer dan laptop, sementara produk andalannya, iPhone, telah tersandung.

Meskipun penjualan iPhone tidak sekuat yang ditargetkan beberapa analis, namun tetap menjadi rekor di kuartal ketiga tahun ini.

Sementara penjualan Mac mencapai 11,5 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 9,36 miliar dolar AS.

Hasil pendapatan Apple menunjukkan ketahanan perusahaan dalam menghadapi ekonomi yang lemah dan dolar AS yang kuat, yang menyebabkan banyak perusahaan teknologi merilis laporan pendapatan yang mengecewakan, termasuk induk Facebook, Meta Platforms Inc., dan Snap.

"Kami melakukan lebih baik dari yang kami perkirakan, terlepas dari kenyataan bahwa valuta asing adalah negatif yang signifikan bagi kami," kata Chief Financial Officer Apple, Luca Maestri.

Dolar AS yang meningkat telah memukul banyak perusahaan seperti Apple, karena bagi konsumen yang memegang mata uang lain harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli perangkat baru.

Baca juga: Daftar HP Android dan iPhone yang Tidak Bisa Gunakan WhatsApp

Proyeksi penjualan iPhone untuk kuartal keempat akan naik menjadi 42,6 miliar dolar AS, sementarai perkiraan Wall Street yaitu 43,21 miliar dolar AS, menurut data dari Refinitiv.

Luca Maestri mengatakan penjualan iPhone mencatat rekor untuk kuartal ketiga, meningkat 10 persen dibanding kuartal di tahun sebelumnya dan melebihi perkiraan perusahaan.

"Nomor iPhone adalah petunjuk dari gejolak dan ketidakpastian di pasar, tetapi Apple memiliki cara berbeda untuk mengimbanginya," kata seorang analis riset di firma riset pasar Canalys, Runar Bjorhovde.

Perusahaan melaporkan penjualan iPad mencapai 7,2 miliar dolar AS, lebih rendah dari perkiraan rata-rata 7,94 miliar dolar AS.

Produk lainnya seperti AirPods dan aksesoris lainnya mencatat penjualan sebesar 9,7 miliar dolar AS, sedikit di atas perkiraan Wall Street sebesar 9,2 miliar dolar AS.

Penjualan komputer Mac Apple menerima dorongan dari pengenalan laptop MacBook Air dan MacBook Pro yang didesain ulang pada musim panas ini. Sementara tablet baru Apple mulai dijual minggu ini.

Baca juga: Apple Patuhi Peraturan Uni Eropa, iPhone Akan Gunakan Kabel USB-C

Maestri mengungkapkan, penjualan komputer yang kuat juga mencerminkan banyaknya permintaan yang disebabkan oleh penutupan di salah satu pabrik yang memproduksi Mac, yang dapat dipenuhi Apple pada kuartal ketiga.

"Mereka mengatakan mereka tidak memiliki masalah khusus dengan pasokan, sehingga tampaknya menjadi sesuatu dari masa lalu," kata analis konsumen Creative Strategies, Carolina Milanesi.

Sementara pendapatan di bisnis jasa, yang telah meningkatkan penjualan dan laba dalam beberapa tahun, mengalami peningkatan pendapatan menjadi 19,2 miliar dolar AS, di bawah perkiraan analis 20,10 miliar dolar AS.

Baca juga: Bocoran iPhone 15 Ultra: Bakal Diproduksi Menggunakan Bahan Titanium

Apple mencatat saat ini memiliki sekitar 900 juta pelanggan dalam layanan berbayarnya, naik dari 860 juta pelanggan di kuartal sebelumnya.

Namun Maestri mengungkapkan, Apple mengalami guncangan dalam iklan dan game digital, seperti yang dialami perusahaan teknologi lainnya.

"Seperti perusahaan teknologi besar lainnya, bahkan Apple menderita dampak negatif dari memburuknya latar belakang makro dan kesengsaraan rantai pasokan yang sedang berlangsung, meskipun Apple telah melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menavigasi melalui lingkungan yang menantang," kata analis senior di Investing.com, Jesse Cohen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini