"Selain itu, kami sangat menyadari bahwa Google tidak lagi menggunakan cookie pihak ketiga yang periode 'hit & trial'-nya telah dimulai. Pembaharuan algoritma terbaru dapat mempengaruhi kampanye pemasaran, karena Periklanan Tanpa Cookie telah menjadi topik hangat dalam diskusi," papar Edo.
Menghapus Cookie 3P secara bertahap akan menjadi cara paling penting untuk menampilkan iklan digital.
"Ini melalui protokol kepatuhan data pada tahun 2023, di mana 65 persen dari populasi global akan memiliki data pribadi mereka yang tercakup dalam peraturan privasi. Itulah sebabnya Periklanan Tanpa Cookie mendapatkan momentum," jelas Edo.
Selain itu, General Data Protection Regulation (GDPR) yang berfokus pada algoritma yang berkembang juga akan memfasilitasi pemasar dengan metodologi penargetan audiens yang efektif.
Karena GDPR menggabungkan beberapa prinsip dasar transparansi, minimalisasi data, akurasi, akuntabilitas, integritas dan kerahasiaan.
Ini membantu pengiklan dengan pendekatan yang lebih kuat untuk akuisisi pengguna dan pemahaman yang lebih baik tentang audiens sebagai individu.
Karena bukan hanya perangkat saja yang mereka gunakan, namun juga pengalaman yang dipersonalisasi.
Baca juga: Bocoran Desain Google Pixel Fold, Lengkap dengan Harga dan Tanggal Rilis Ponsel Lipat Pertama Google
Edo menyebut bahwa pemasar dapat menggabungkan beberapa strategi untuk memperoleh hasil yang efisien, diantaranya Artificial Intelligence (AI) Modelling, menggabungkan materi iklan yang berbeda, performance marketing dan pemasaran prediktif.
"Perubahan dalam algoritma Google bersifat konstan dan berkelanjutan di mana pengiklan terus meneliti dan bereksperimen untuk strategi terbaik guna memaksimalkan kampanye mereka untuk pengembangan merek," pungkas Edo.