Foxconn mengatakan penurunan pendapatannya disebabkan oleh “produksi secara bertahap memasuki musim di luar puncak dan sebagian pengiriman dipengaruhi oleh epidemi Covid-19 di Zhengzhou.”
Zhengzhou merupakan sebuah kota di China yang menjadi rumah bagi pabrik perakitan iPhone terbesar di dunia, yang dijalankan oleh Foxconn.
Pada akhir Oktober, pabrik Zhengzhou dilanda wabah COVID-19 dan Foxconn berjuang untuk mengendalikan virus tersebut dengan langkah -langkah seperti tes COVID-19 dan mengisolasi pekerja yang terinfeksi, dan secara efektif menutup pabrik.
Baca juga: Taiwan Siapkan Denda ke Foxconn Atas Tuduhan Investasi Tidak Sah di China
Banyak pekerja meninggalkan pabrik tidak lama setelah wabah dimulai.
Pada November, pekerja bentrok dengan petugas keamanan di pabrik Zhengzhou dan beberapa pekerja menggunakan media sosial untuk menyampaikan keluhan mereka atas keterlambatan pembayaran bonus .
Foxconn kemudian meminta maaf atas “kesalahan teknis” yang menyebabkan masalah gaji pekerjanya. Untuk menarik pekerja kembali ke pabriknya, Foxconn mengumumkan pemberian bonus kerja pada November.
Foxconn tidak membahas aksi protes pekerja dalam laporan pendapatan November, perusahaan ini hanya menyebut wabah COVID-19 yang muncul memiliki andil besar dalam penurunan pendapatannya.
“Saat ini, situasi epidemi secara keseluruhan telah dikendalikan dengan November sebagai periode yang paling terpengaruh oleh epidemi,” kata perusahaan itu.
“Selain merealokasi kapasitas produksi dari berbagai pabrik, kami juga mulai merekrut karyawan baru, dan secara bertahap menuju pemulihan kapasitas produksi menjadi normal. Prospek untuk kuartal keempat diharapkan kira-kira sejalan dengan konsensus pasar,” sambungnya.