News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Badai PHK

Mantan Karyawan Twitter yang Terima Tawaran Pesangon Banyak yang Kecewa, Ada Apa?

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Elon Musk dan logo Twitter di latar belakang di Washington, DC.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Mantan karyawan Twitter yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada awal November mulai menerima tawaran pesangon selama akhir pekan kemarin.

Namun, banyak mantan karyawan perusahaan media sosial tersebut yang dibuat frustasi dengan tawaran pesangon serta syarat-syarat yang menyertai tawaran itu.

Melansir dari CNN, tawaran pesangon Twitter menjanjikan pemberian satu bulan gaji sebagai imbalan untuk menyetujui berbagai persyaratan yang diajukan perusahaan, termasuk perjanjian non-disparagement dan melepaskan hak untuk mengambil tindakan hukum apa pun terhadap perusahaan, menurut seorang pengacara yang mewakili lusinan mantan karyawan Twitter yang terkena dampak PHK, Lisa Bloom.

Baca juga: PHK di Bank Goldman Sachs Berlanjut, Nasib 32.000 Staf Terancam Kena Pecat Pekan Ini

Banyak yang tidak puas dengan tawaran pesangon Twitter, karena tawaran tersebut kurang dari " 3 bulan pesangon " yang sebelumnya dijanjikan oleh pemilik baru Twitter Elon Musk, kata Bloom.

Jumlah tersebut juga jauh lebih sedikit daripada yang diberikan oleh perusahaan lain seperti induk Facebook, Meta Platforms Inc, yang memberhentikan ribuan pekerja di seluruh dunia, yang menjamin karyawan terdampak PHK dengan 16 minggu gaji pokok ditambah gaji dua minggu untuk setiap tahun masa kerja mereka.

Mantan karyawan Twitter sekarang terjebak dengan pilihan apakah akan menerima pesangon atau bergabung dengan ratusan mantan pekerja Twitter lainnya yang telah mengajukan tuntutan arbitrase atau tuntutan hukum terhadap perusahaan.

“Kami telah mendengar dari ratusan karyawan Twitter yang mempertimbangkan pilihan mereka dan tidak senang hanya ditawari pesangon satu bulan, padahal mereka dijanjikan lebih banyak lagi,” ujar pengacara Shannon Liss-Riordan, yang bekerja atas nama mantan karyawan Twitter.

“Kami telah mengajukan ratusan klaim arbitrase dan akan terus mengajukannya,” ungkapnya.

Perseturuan mengenai pesangon ini terjadi ketika Musk berjuang untuk memotong biaya operasional di perusahaan media sosial yang dibelinya pada Oktober sebesar 44 miliar dolar AS.

Setelah memberhentikan separuh tenaga kerja perusahaan pada awal November, Musk terus memangkas dan memecat karyawan, serta meminta pekerja Twitter bekerja keras di bawah kepemimpinannya.

Baca juga: Twitter Dikabarkan Diretas, 200 Juta Alamat Email Pengguna Bocor

Tim Trust and Safety Twitter dilaporkan mengalami PHK tambahan pada Jumat (6/1/2023), menurut laporan dari Bloomberg selama akhir pekan kemarin.

Bloom, yang mengatakan dia juga telah mengajukan lusinan tuntutan arbitrase atas nama mantan karyawan Twitter, mengatakan tawaran pesangon tidak termasuk bonus prorated atau percepatan pembagian saham untuk karyawan yang memenuhi syarat, yang bisa berjumlah puluhan atau ratusan ribu dolar AS dari dana yang hilang untuk beberapa pekerja yang terkena dampak PHK.

Twitter biasanya memberikan tunjangan seperti itu kepada karyawan yang di-PHK sebelum akuisisi Musk, katanya.

Tawaran pesangon juga mengharuskan karyawan yang menandatangani persetujuan untuk tidak bekerja sama sebagai saksi dalam tindakan hukum apa pun yang diajukan oleh pihak ketiga terhadap Twitter.

Baca juga: Twitter Menunggak Sewa Gedung Hingga 136.250 Dolar AS, Elon Musk Terancam Kena Tuntutan

Mereka juga harus setuju untuk bekerja sama atas nama Twitter dalam pembelaannya untuk "memberikan informasi yang benar" sebagai saksi dalam tindakan hukum apa pun terhadap perusahaan tersebut, menurut Bloom.

Seorang karyawan Twitter yang diberhentikan selama PHK massal awal November men-tweet pada akhir pekan kemarin, mendesak sesama karyawan yang terkena dampak pemecatan untuk tidak "mengklik atau menerima APA SAJA dalam tawaran itu" tanpa terlebih dahulu berbicara dengan seorang pengacara.

“Bagi saya pribadi, uang adalah salah satu komponennya. Ini tentang prinsip. Saya sangat percaya bahwa kita harus membuat orang bertanggung jawab atas janji yang mereka buat dan gagal memenuhinya,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini