Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Pemerintah Jerman berencana melarang operator telekomunikasi untuk menggunakan komponen tertentu dari perusahaan China seperti Huawei dan ZTE dalam pengembangan jaringan 5G.
Menurut surat kabar Jerman Zeit Online, larangan itu akan mencakup komponen yang sudah disematkan dalam jaringan, yang mengharuskan operator untuk menghapus dan menggantinya.
“Badan keamanan siber pemerintah dan kementerian dalam negeri telah memeriksa komponen dalam jaringan 5G yang berpotensi membahayakan keamanan Jerman,” tulis Zeit Online dalam laporannya.
Jerman sendiri telah membuat undang-undang keamanan terkait dengan Teknologi Informasi (TI), yang menetapkan standar tinggi bagi pembuat peralatan telekomunikasi untuk jaringan generasi berikutnya.
Juru bicara Huawei memilih untuk tidak mengomentari spekulasi tersebut, sembari menegaskan perusahaan memiliki "catatan keamanan yang sangat baik" ketika memasok teknologinya ke Jerman.
Amerika Serikat Juga Melarang
Sebelumnya, pada November 2022, Departemen Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC) telah mengumumkan pelarangan penggunaan perangkat telekomunikasi dan pengawasan video dari Huawei dan ZTE dengan alasan risiko keamanan nasional.
“Kami memutuskan untuk melarang otorisasi peralatan komunikasi dan elektronik berdasarkan pertimbangan keamanan nasional," kata Brendan Carr, Komisaris FCC.
Baca juga: Xi Jinping Bawa Huawei Kembangkan Teknologi 5G di Arab Saudi
Dia mengatakan langkah tersebut telah mendapat dukungan dari bipartisan yang luas di antara pimpinan kongres AS.
Pejabat keamanan AS menyebut peralatan komunikasi dari Huawei dan ZTE digunakan Beijing untuk mengganggu jaringan nirkabel generasi kelima (5G) dan mengumpulkan informasi sensitif.
Baca juga: Kanada Larang Huawei dan ZTE Garap Jaringan 5G di Negaranya
“Larangan tersebut adalah langkah terbaru dalam dorongan selama bertahun-tahun untuk menjaga keamanan jaringan AS dengan mengidentifikasi dan melarang perangkat yang dianggap sebagai ancaman keamanan," pungkas FCC.