Di antaranya melalui penggundulan hutan dan pembersihan lahan untuk pertanian dan penggembalaan.
Selain itu juga gas dari sapi dan domba, produksi dan penggunaan pupuk dan pupuk kandang untuk bercocok tanam, serta penggunaan energi untuk menjalankan peralatan pertanian atau perahu nelayan yang biasanya menggunakan bahan bakar fosil.
6. Penyuplaian energi untuk bangunan
Bangunan tempat tinggal dan komersial memakai lebih dari setengah energi listrik global.
Sistem penghangat dan pendingin bangunan tempat tinggal sebagian besar menggunakan batu bara, minyak, dan gas alam.
Naiknya permintaan energi untuk sistem penghangat dan pendingin dengan bertambahnya jumlah orang yang memiliki AC telah berkontribusi pada peningkatan emisi karbon dioksida terkait energi dari bangunan.
Peningkatan emisi karbon dioksida juga disebabkan oleh meningkatnya pemakaian energi listrik untuk penerangan, peralatan, dan perangkat terhubung.
7. Pemakaian berlebihan
Rumah dan penggunaan energi, kendaraan, makanan, serta jumlah makanan yang Anda buang semuanya berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.
Begitu pula pemakaian barang-barang seperti pakaian, elektronik, dan plastik.
Sejumlah besar emisi gas rumah kaca global terkait dengan pekerjaan rumah tangga, gaya hidup manusia berdampak besar terhadap planet.
1 persen orang terkaya di seluruh dunia menyumbang lebih banyak emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan 50 persen orang termiskin.
(Tribunnews.com/Fajar)