Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Melejitnya popularitas ChatGPT yang sukses mencuri perhatian lebih dari 100 juta pengguna, mendorong Google Alphabet Inc untuk merilis layanan berteknologi Artificial Intelligence (AI) di bidang jurnalistik.
Rencana tersebut mencuat ke publik usai seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut membocorkan rencana Google untuk meluncurkan layanan AI jurnalistik.
Mengutip dari Reuters, AI jurnalistik yang dinamai sebagai Genesis merupakan layanan baru yang dapat meningkatkan produktivitas para jurnalis dengan cara membantu memilih ide hingga gaya penulisan.
Baca juga: Soal Bahasa, CEO ChatGPT OpenAI Tawarkan Kolaborasi dengan Indonesia
Tak hanya itu genesis juga bisa membantu meningkatkan pekerjaan perusahaan lantaran dapat menghasilkan artikel atau berita secara real time.
Dalam peluncurannya Google tak sendiri sejumlah media top global dikabarkan turut bergabung dalam proyek investasi ini. Diantaranya seperti Washington Post, Wall Street Journal News Corp serta media lokal New York Times.
Kendati masih dalam tahap wacana, namun munculnya isu tersebut telah membuat para jurnalis global dilanda kekhawatiran terkait adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) besar – besaran pasca perilisan layanan AI jurnalistik.
“Kami menggambarkan rencana Google sebagai sesuatu yang meresahkan,” jelas salah satu eksekutif berita di Amerika yang tak mau disebutkan namanya.
Selain PHK massal, kehadiran Genesis juga telah memicu keresahan publik, terkait adanya isu hoax yang dapat dihasilkan dari mesin AI genesis.
Mengingat layanan Bard yang telah lebih dulu diluncurkan Google terbukti kurang akurat dalam menyajikan data dan fakta bila dibandingkan jurnalis manusia. Bahkan Google Bard cenderung menyatakan informasi yang salah dengan keyakinan dan otoritas.
Menanggapi ramainya komentar negatif terkait rencana peluncuran layanan genesis, juru bicara Google menegaskan apabila kehadiran AI jusrnalistik besutannya hanya untuk membantu mengoreksi artikel sebelum dirilis dan tak akan menggantikan peran jurnalis untuk mewawancarai sumber atau melakukan pelaporan investigasi sendiri.
Baca juga: OpenAI Luncurkan Aplikasi ChatGPT untuk Pengguna iOS di 32 Negara
“Sederhananya, alat-alat ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak dapat, menggantikan peran penting yang dimiliki jurnalis dalam melaporkan, membuat, dan memeriksa fakta dari artikel-artikel mereka,” ujar juru bicara Google.
Tak hanya AI Google saja yang memberikan ancaman PHK pada jutaan pekerja, baru – baru ini nasib programmer outsource asal India juga terancam terkena PHK massal, usai sejumlah perusahaan mulai beralih menggunakan kecerdasan buatan atau teknologi Artificial Intelligence (AI).
Kendati kehadiran AI generatif masih banyak ketidakpastian, namun para perusahaan memandang AI sebagai salah satu potensi sumber daya masa depan yang memberikan efek makroekonomi paling besar.
Tak hanya itu AI juga diklaim dapat mengoptimalkan alur kerja bisnis, mengotomatisasi tugas-tugas rutin seperti pengolahan data, analisis data, dan monitoring sistem, serta melahirkan generasi baru aplikasi bisnis.
Sehingga dapat memacu efisiensi dan produktivitas perusahaan dengan biaya operasional AI yang jauh lebih murah ketimbang menggunakan sumber daya manusia. Hal ini yang mendorong perusahaan global berlomba mengadopsi kecanggihan teknologi Artificial Intelligence (AI).