Secara total, kabel ini berada hampir 870.000 mil di bawah laut dan menghubungkan
Amerika, Eropa, Asia dan seluruh dunia.
Juru bicara Meta Andy Stone menyatakan terdapat gangguan dalam aplikasinya.
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya akan segera menyelesaikan masalah dalam
aplikasinya.
“Sebelumnya hari ini, ada masalah teknis yang menyebabkan orang kesulitan
mengakses beberapa layanan kami. Kami menyelesaikan masalah ini secepat
mungkin untuk semua orang yang terkena dampaknya, dan kami mohon maaf atas
ketidaknyamanan yang terjadi,” ujarnya.
Gangguan dalam aplikasi Meta bukan yang pertama kali terjadi.
Sebelumnya di bulan Oktober 2021 Meta sempat mengalami gangguan serupa di
beberapa aplikasinya.
Tensi Geopolitik
Pakar Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai
jaringan internet Indonesia tidak terganggu imbas putusnya kabel optik di Laut
Merah.
VIDEO Houthi Disebut sebagai Dalang Kerusakan Kabel Optik Bawah Laut, Sinyal Internet Kini Terganggu
Houthi Dituduh Rusak Kabel Optik Bawah Laut, Sinyal Internet Asia, Eropa, dan Timur Tengah Terganggu
Menurut Heru, Indonesia saat ini sudah memiliki banyak jaringan yang terhubung
dengan Tier One di Amerika Serikat.
"Memang ini kasusnya agak berbeda ketika misalnya ada gempa di Taiwan pada
2006 jaringan kita itu putus," tuturnya kepada Tribun Network, Rabu (6/3/2024).
Heru mengatakan jaringan internet Indonesia yang terhubung ke Tier One ketika itu
masih melewati Taiwan dan Hongkong.
Dampak dari gempa itu pun berimbas kepada Indonesia.
"Saat ini Indonesia memiliki posisi yang bagus di tengah geopolitik yang tengah
terjadi. Mengapa? sebab sekarang banyak penyedia jaringan serat optik
internasional yang mulai menggeser atau menghindari laut China Selatan,"
ungkapnya.
Penyedia jaringan serat optik ini memang berjaga-jaga menghindari laut merah
karena tensi geopolitik yang tidak menentu utamanya Amerika dan Tiongkok.