News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mantan Bos Activision Blizzard Berambisi Beli Tiktok, Siap Bayar Mahal ke Bytedance

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bobby Kotick, mantan CEO perusahaan gim kondang Activision Blizzard, mengungkap keinginan besarnya mengakuisisi platform media sosial TikTok dari ByteDance.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bobby Kotick, mantan CEO perusahaan gim kondang Activision Blizzard, mengungkap keinginan besarnya mengakuisisi platform media sosial TikTok dari ByteDance.

Hal itu diungkap Kotick setelah hengkang dari Activision Blizzard, ia tak menjelaskan alasan mengapa pihaknya tertarik untuk mengakuisisi TikTok. Namun menurut informasi yang beredar akuisisi ini akan dilakukan Kotick bersama mantan bos OpenAI (ChatGPT), Sam Altman.

Untuk memuluskan rencana tersebut Kotick bahkan rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli aplikasi video pendek TikTok besutan raksasa teknologi China, ByteDance.

“Mantan CEO perusahaan gim Activision Blizzard, Bobby Kotick, sedang mencari mitra baru ia menyampaikan ketertarikannya kepada salah satu pendiri ByteDance, Zhang Yiming,” menurut orang yang mengetahui masalah itu, dikutip dari Engadget.

Rencana akuisisi ini mencuat ditengah ramainya isu divestasi antara ByteDance dengan TikTok. Ini bukan pertama kalinya Pemerintah AS berupaya memblokir TikTok.

Pada tahun 2020 Pemerintahan Donald Trump pernah memberlakukan aturan pemblokir TikTok namun upayanya dijegal oleh pengadilan.

Beberapa pemerintah negara bagian juga turut melarang karyawannya menginstal aplikasi TikTok di perangkat kerja yang disediakan pemerintah.

Negara bagian Montana bahkan mencoba memblokir TikTok sepenuhnya, tapi lagi-lagi digagalkan oleh pengadilan.

Namun demi memastikan platform TikTok tidak dikendalikan oleh pesaing asing, Sejumlah staf Gedung Putih kompak menyetujui RUU baru larangan divestasi terhadap TikTok.

Untuk menggertak ByteDance, Presiden Joe Biden dan para panel DPR AS bahkan membentuk undang-undang tentang penghapusan aplikasi TikTok yang membuat 170 juta warga Amerika tak dapat lagi mengakses layanan video pendek itu.

"Kami meminta ByteDance menjual TikTok agar pengguna Amerika bisa menikmati video joget mereka, lipsing yang buruk, dan semua hal yang bisa diunggah di TikTok," kata Raja Krisnamoorthi, anggota Komite Kompetisi dengan China di Kongres.

Baca juga: Gencar Kampanye di TikTok, Akankah Partai Ekstrem Kanan AfD Unggul di Pemilu UE?

Pemerintah AS berdalih langkah ini dilakukan untuk melindungi data warga AS dan menjaga keamanan nasionalnya.

Ini mengingat selama beberapa bulan terakhir ByteDance dituding memiliki hubungan erat dengan pemerintah China.

Baca juga: Bytedance Diminta Divestasi TikTok, Kongres AS Ancam Blokir

Hal itu diperkuat dengan muncul source code di TikTok yang menunjukkan bahwa aplikasi tersebut memanen data seperti lokasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang ada di dalam HP pengguna.

Penemuan itu yang membuat pemerintah Amerika khawatir, hingga merilis dasar hukum yang lebih kuat untuk melindungi warga negaranya agar tidak dikontrol oleh pemerintah China.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini