“Kami mengkompilasi data pemetaan terbaru dari berbagai sumber dan mengolahnya menjadi visual yang lebih kaya dan fleksibel. Data ini kami tawarkan kepada pemerintah maupun pelaku bisnis untuk melakukan pemetaan serta menemukan informasi penting, seperti kepadatan populasi, distribusi real estate, citra satelit, dan lainnya. Misi kami adalah menjadi ‘YouTube’ bagi data geospasial, sehingga semua pihak dapat dengan mudah memperoleh wawasan yang mereka butuhkan dan fokus pada area yang ingin mereka targetkan” kata Benny Emor dalam pernyataannya, Jumat(15/11/2024).
Sebagai contoh, saat ini salah satu dari tiga bank terbesar di Indonesia (konfidensial) menggunakan visualisasi peta dari Geosquare untuk meninjau calon debitur yang mengajukan pinjaman dengan agunan berupa properti.
Dengan peta Geosquare, bank tersebut dapat melakukan pemeriksaan properti secara digital dengan lebih mudah dan hemat biaya.
Selain itu, peta Geosquare juga banyak digunakan oleh pemilik bisnis food and beverage untuk mendeteksi distribusi populasi dan memperkirakan pangsa pasar potensial yang dapat dicapai dengan pembukaan outlet baru.
Bisa Percepat Proses Pengajuan Viza
Di sisi lain, ada lagi SPUN yang tergolong startup inovatif menggunakan teknologi AI untuk mempercepat proses pengajuan visa dan izin tinggal, baik bagi individu maupun perusahaan.
Saat ini, SPUN melayani 198 kewarganegaraan untuk pengajuan visa masuk ke Indonesia dan juga melayani pengajuan visa bagi warga Indonesia ke lebih dari 70 negara.
Dengan fitur-fitur seperti SPUN Chatbot Assistant, Commerce, dan Dashboard, pengguna dapat mengakses panduan visa, layanan pengajuan visa, serta verifikasi dokumen secara otomatis.
“Salah satu inovasi utama yang kami lakukan dengan teknologi SPUN adalah mempercepat proses verifikasi. Yang sebelumnya bisa memakan waktu rata-rata 40 menit kini hanya memerlukan 3-4 menit untuk beberapa tipe visa. Kami juga memberikan jaminan uang kembali bagi pengguna jika visa mereka ditolak,” jelas Co-founder and CPO SPUN, Dilla Anindita Purnawan .
Co-Founder and CEO SPUN Christa Sabathaly menambahkan proses pengurusan visa adalah sesuatu yang kompleks dan memerlukan ketelitian tinggi. Khususnya bagi mereka yang sering berpergian, sangat merepotkan jika harus melakukan pengecekan ke berbagai website kedutaan yang tampilan dan navigasinya berbeda-beda dan kadang dalam perbaikan. Melalui SPUN, aplikan dapat melihat semua visa yang mereka butuhkan dalam satu tampilan.
"Kami juga menyediakan berbagai layanan tambahan seperti asuransi perjalanan, penerjemahan dokumen resmi, pendirian perusahaan, pengurusan pajak, dan lainnya," ujarnya.
Sejak website SPUN Commerce diluncurkan di bulan Maret 2024, SPUN berhasil mencatatkan pertumbuhan bisnis sebesar 100% selama empat bulan berturut-turut, dengan proyeksi annualized revenue sebesar $500K U$D di akhir tahun 2024.
Dalam waktu dekat, SPUN berencana berekspansi ke negara lain di kawasan Asia Pasifik, yang nilai pasar biaya visa yang diperkirakan lebih dari US$36 miliar dari jumlah 300 juta travellers setiap tahunnya.
Geosquare dan SPUN adalah dua alumni sukses dari program residensi Antler. Program intensif ini dirancang untuk membantu para founder startup dalam membangun pondasi bisnis yang solid dan produk digital yang matang dan berpotensi.