TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan kendaraan pemudik diprediksi bakal keluar di gerbang Brebes Timur pada waktu yang bersamaan. Kemacetan pun sudah dapat diperkirakan.
Ruas Pejagan-Brebes Timur yang diresmikan Presiden Jokowi, Kamis (16/6) merupakan perpanjangan jalan tol Kanci-Pejagan. Pemudik bermobil tujuan Jateng utara dan seterusnya bakal menjadikan jalan tol ini sebagai pilihan utama untuk mencapai jalur pantura.
Pada masa mudik tahun lalu, Jalan Tol Cikopo Palimanan (Cipali) yang baru dibuka, juga menjadi pilihan utama para pemudik. Alhasil, ribuan kendaraan parkir di jalan tol yang menjadi penghubung Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Palimanan-Pejagan itu.
Kemacetan di Brebes Timur bakal serupa kemacetan di Pejagan pada tahun-tahun lalu. Penyebabnya pun sama. Kendaraan yang baru keluar dari jalan tol harus melewati persimpangan sebidang, tepatnya pertemuan dengan kendaraan di jalur pantura. Kondisi ini menyebabkan perlambatan dan buntutnya menimbulkan kemacetan panjang.
Polri sudah memperkirakan kemacetan di Brebes Timur dan menyiapkan skenario buka-tutup. Apabila volume kendaraan yang menuju Brebes Timur sangat tinggi, jalur itu akan ditutup dan kendaraan diminta keluar di Pejagan, sekitar 20 km sebelah barat pintu tol Brebes Timur.
Kepala Korps Lalu lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agung Budi Maryoto menambahkan, polisi juga menyiapkan skenario three in one di gerbang tol Brebes Timur. Skenario three in one ad;aah tiga lajur untuk kendaraan yang keluar jalan tol dan satu lajur untuk kendaraan yang masuk jalan tol.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono juga menyatakan, pihaknya telah mengantisipasi kemacetan di Brebes Timur. "Pintu tol Brebes Timur akan membuat lalu lintas di wilayah Brebes serta Tegal Kota menjadi padat,” katanya.
Polisi pun sudah ancang-ancang mengurai kemacetan di perbatasan Brebes-Tegal. “Kota Tegal sudah memiliki jalan lingkar utara untuk mengurai kepadatan kendaraan," sambungnya.
Jalan-jalan tol yang setengah jadi di Jateng dan Jatim, juga bakal dibuka untuk dilintasi pemudik. Jalan tol setengah jadi itu adalah jalan tol Bawen-Salatiga, Kertosono-Mojokerto, Solo-Ngawi, Gempol-Pasuruan, dan Pejagan-Pemalang.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna mengatakan, jalan-jalan tol tersebut akan berfungsi secara darurat. Pengerjaan jalan-jalan tol itu belum 100 persen selesai namun sudah ada rambu-rambu lalu lintas yang memadai. "Bisa dilintasi dan tidak bahaya karena ada rambu-rambu," tutur Herry.
PT Jasa Marga memprediksi puncak arus mudik terjadi pada Jumat, 1 Juli 2016. “Masyarakat mulai libur Senin (4/7), namun mereka akan berangkat pada Jumat (1/7) agar lebih lama di kampung,” beber juru bicara Jasa Marga Jakarta-Cikampek, Iwan Abrianto di Bekasi, Kamis (16/6).
Untuk itu, pemudik diminta mengatur jadwal keberangkatan agar tak terjebak macet pada puncak arus mudik.
Tak hanya di ruas Cikopo-Brebes Timur, kemacetan juga bakal terjadi mulai dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Polisi menyiapkan skenario contra flow atau lawan arah di Jalan Tol Jakarta Cikampek, mulai Km 14 hingga Km 61.
Sistem contra flow diberlakukan situasional atau ketika kemacetan sudah sangat parah. "Saat keadaan penuh akan diberlakukan contra flow," ungkap Asisten Kapolri Bidang Operasi, Irjen Unggung Cahyono.