News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Inspirasi

Komunitas Nebengers, Dari Nebeng di Jalan Menjelma Jadi Ide Bisnis

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komunitas Nebengers

TRIBUNNEWS.COM -  Biasanya, mereka bertemu di jalan atau dalam pertemuan komunitas alias kopdar. Kali ini, warga Nebengers bersua di antara kios-kios peserta bazar, Sabtu (1/11). Sambil memilih aneka barang atau mencicip makanan, warga Nebengers berbagi cerita. Di acara serupa inilah, ide segar sering muncul.

Di kalangan pengguna media sosial seperti Twitter, nama Nebengers tidak asing lagi. Akun ini menghubungkan pengendara yang masih punya kursi kosong dengan pencari tebengan (tumpangan) di rute yang sama. 

Ada yang memberikan tebengan gratis, ada juga yang berbagi ongkos tol, bensin, dan parkir. Kerap pula, bagi yang hendak menuju arah dan jalur yang sama, biasanya berbagi taksi sekaligus berbagi ongkos.

Kemarin, salah satu ide segar yang mencuat dalam bazar yang digelar di Museum Bank Mandiri, kawasan Kota, Jakarta Barat, adalah kios MieLikita.

MieLikita adalah nama warung mi ayam yang berlokasi di Jalan Bangbarung Raya Nomor 5, Bogor. Warung yang berdiri pada pertengahan tahun ini merupakan usaha patungan Rendy dan Hardy Winata. Keduanya adalah warga Nebengers.

”Kami berkenalan saat ada kopi darat Nebengers tahun lalu. Waktu ngobrol sama Rendy, ternyata kami punya kesamaan. Sama-sama enggak bisa kerja sama orang,” kata Hardy, yang giat sebagai pengusaha jasa konstruksi di Bogor.

Obrolan di acara komunitas itu berlanjut. Mereka sepakat menggabungkan dua kemampuan dalam satu bisnis. Rendy dan kemampuan membuat mi sebagai bahan baku mi ayam serta manajerial Hardy. Jadilah mereka membuka warung mi ayam kecil di Kota Bogor. Selain menjual mi ayam dan cincau susu, mereka juga menjual mi mentah untuk bahan baku mi ayam.

Di Nebeng Bazar kemarin, Rendy unjuk kebolehan meracik mi ayam. Sekitar enam jam,
200 porsi mi yang berharga mulai dari Rp 10.000 itu ludes. Sejumlah pengunjung bazar sempat kecewa karena tidak kebagian.

”Nebengers ini membangun rasa percaya di antara anggota. Sejak awal kami mau nebeng, kami harus mengecek apakah akun yang memberi tebengan atau yang nebeng itu akun asli atau bukan. Sejumlah pertemuan komunitas juga membangun rasa percaya di antara anggota. Rasa percaya ini yang menjadi dasar untuk kerja sama selanjutnya, termasuk di bidang bisnis,” kata Rendy.

Saat ini, di distrik (sebutan untuk wilayah anggota Nebengers) Bogor, ada sekitar 180 orang yang aktif memberikan atau mencari tebengan.

Rendy mempunyai pengalaman yang membekas. Suatu malam, dia menumpang mobil seorang anggota komunitas dari Jakarta ke Bogor. Dia turun di pintu tol dan minta dijemput kerabatnya. Anggota komunitas yang memberinya tumpangan itu mewanti-wanti agar Rendy mengabari jika sudah tiba di rumah. 

Rupanya, Rendy lupa mengirim kabar bahwa dia sudah tiba di rumah. Pagi harinya, puluhan pesan dan telepon yang tidak terjawab menghiasi ponselnya. Saling mengawasi dan peduli antaranggota mempererat kepercayaan di komunitas ini.

Rendy mengatakan, saat ini juga mulai ada sekelompok orang yang mencari barengan. ”Pengguna KRL yang mencari barengan. Di kereta, kami bisa bergantian tempat duduk kalau kereta penuh,” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini