TRIBUNNEWS.COM -Momen peralihan tahun kuda kayu ke kambing kayu ternyata turut dimanfaatkan oleh pelaku industri di tanah air. Salah satunya bisnis penerbangan.
Mereka berusaha mendulang berkah dari animo warga yang hendak menghabiskan waktu di saat liburan Imlek tiba. Tiket pesawat ke beberapa daerah wisata semakin banyak dipesan menjelang pergantian tahun baru China.
Sebut saja maskapai Sriwijaya Air. Demi menyambut Imlek, maskapai milik Chandra Lie ini sampai membuka penerbangan tambahan ke Pontianak dan Pangkal Pinang. Agus Soedjono, Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air mengatakan, rute Jakarta-Pangkal Pinang yang semula 6-8 penerbangan per hari ditambah frekuensi 2 kali penerbangan lain dan rute Jakarta-Pontianak yang semula 5-6 kali penerbangan per hari, ditambah 3 penerbangan lagi. "Kami perkirakan bakal ramai mulai H-7 sampai H+7 karena banyak yang cuti," paparnya kepada KONTAN, Selasa (17/2).
Sayangnya penambahan penerbangan tidak dilakukannya untuk penerbangan ke luar negeri. Meski mempunyai rute yang menjangkau beberapa kota besar di China tetapi Sriwiaya tetap tidak melakukan penambahan. Agus beralasan sejauh ini pemesanan tiket ke China masih sama seperti hari-hari biasanya.
Menurut Ikhsan Rosan, Senior Public Relation PT Garuda Indonesia Tbk pihaknya tidak melakukan penambahan penerbangan tetapi melakukan pergantian pesawat. Demi menyambut imlek, rute Jakarta-Bali yang semula dilayani menggunakan pesawat Airbuss A330 berkapasitas sekitar 253 penumpang diganti menjadi pesawat Boeing 777 berkapasitas 314 penumpang.
Sementara sang adik, Citilink Indonesia justru memilih untuk mengandalkan potongan harga selama imlek. Benny S. Butarbutar, Vice President Corporate Communication PT Citilink Indonesia mengatakan, mulai 16-19 Februari 2015, harga tiket pesawat Citilink akan dipangkas 15% dari hari-hari biasanya.
Ia berharap dengan potongan diskon tersebut, tingkat keterisian pesawat ke beberapa kota tujuan imlek seperti Medan, Surabaya dan Tanjung Pandan bisa semakin bertambah. (Putri Werdiningsih)