Termurah Rp 13 Ribu, Termahal 24 Ribu
Apa yang dikatakan Andrian boleh jadi bukan sesumbar belaka. Pasalnya, sepanjang pengamatan Tribun saat berkunjung di rumah makan ini, pengunjung amat ramai berdatangan untuk makan siang.
Meski cuaca terbilang tidak bersahabat, hujan deras disertai angin kencang, pengunjung satu dua berdatangan untuk mengisi perut yang lapar. Menu bebek dan puyuh goreng pun jadi sajian favorit.
Dari sisi harga, rumah makan yang beroperasi sejak pukul 10.00 hingga 21.00 ini cukup ramah di kantong.
Untuk dapat menikmati sajian bebek goreng pengunjung cukup merogoh kocek Rp 24.000.
Sedangkan untuk puyuh goreng single diberikan harga Rp 13.000 dan puyuh double 22.000. Sajian lain yaitu ayam kampung dan ayam potong goreng dibanderol Rp 19.000 dan Rp 14.000.
"Untuk harga yang kami berikan relatif miring, tanpa mengesampingkan kualitas dari olahan menu yang ada. Sebab disini kami amat unggulkan kepuasaan pelanggan. Itu mengapa kami hanya fokus pada pilihan olahan goreng, baik bebek, puyuh dan ayam," jelas Andrian.
Katanya Sih, Kolesterolnya Rendah
Ada santapan alternatif bagi penyuka makanan daging-dagingan di Kota Tapis Berseri.
Jika anda bosan dengan sajian lele, ayam, bebek goreng, anda rasanya perlu mencoba olahan daging burung puyuh. Rasanya pun tak kalah lezat dan gurih dibandingkan dengan daging ayam, daging bebek atau lainnya.
Daging burung puyuh pun memiliki berbagai kelebihan, seperti kandungan kolesterolnya yang rendah.
Juga baik untuk perkembangan anak, karena kadar kalsiumnya yang tinggi, baik untuk menguatkan tulang belakang serta melancarkan peredaran darah.
Nah, di Kota Tapis Berseri ini, anda hanya perlu mendatangi Rumah Makan Alas Cobek di Jalan Wolter Monginsidi.
Di rumah makan ini, anda akan disajikan olahan puyuh goreng yang berbeda dari olahan daging unggas sejenis.
Keunggulan pengolahan yang mengandalkan rempah tradisional menjadi satu keunggulan Alas Cobek.
Ada dua pilihan yang ditawarkan untuk menu puyuh goreng, yaitu single atau double.
Seperti sebutannya, single adalah sajian dengan satu burung puyuh goreng, sedangkan double berisi dua ekor puyuh di meja santap anda.
Tribun menyarankan agar anda memilih sajian double. Pertama, anda tidak akan merasa cukup memakan satu ekor puyuh karena rasanya yang nagih. Kedua, selisih harga single dan double tidak terlalu jauh.
So, pilih puyuh goreng double.
Saat sampai ke meja saji, dijamin nafsu makan anda akan naik melihat puyuh yang disajikan di atas batu cobek.
Menu bebek goreng di Rumah Makan Alas Cobek, Lampung
Gurih Sampai Tulang-tulangnya
Aroma bumbu ungkep begitu menyeruak di indera penciuman. Tampilannya pun amat manis, warna kuning keemasan. Warna yang menandakan sajian ini diolah dengan kepiawaian sehingga daging masak dengan sempurna tanpa gosong.
Untuk rasa, daging puyuh goreng ini begitu renyah saat digigit. Bahkan bagi beberapa orang, puyuh goreng ini dapat disikat tanpa menyisakan tulang sedikit pun.
Yah, saking gurihnya, tulang puyuh pun bisa anda santap. Lengkap pula rasanya dengan cocolan sambal yang disajikan. Sensasi gurih, pedas dan renyah menyatu di mulut.
"Sebelum digoreng, daging puyuh goreng sebelumnya telah kami ungkep dengan rempah tradisional sampai kurang lebih dua jam. Hingga kemudian digoreng untuk disajikan kepada pelanggan. Jadi citarasanya amat tradisional dan terjaga" ungkap Ari Tri Wibowo Supervisor Alas Cobek.
"Kalau puyuh, memang kita datangkan dari Jawa Timur. Saat ini kami masih andalkan pasokan dari sana, karena untuk di Lampung kami belum bisa temukan puyuh yang memiliki ukuran standar untuk disajikan," lanjut dia.
Bumbu Bebeknya Meresap, Daging Empuk
Bosan dengan ayam goreng? Cobalah menu bebek goreng yang populer di Alas Cobek.
Disajikan dengan nasi hangat, sambal pedas menggigit, dan lalapan. Gurih-gurih pedas dan enak.
Hati-hati ketagihan citarasa gurih dagingnya dan renyah kulitnya!
Sekilas, daging ayam dan daging bebek tampak mirip. Namun, mengolah daging bebek lebih sulit dan waktu memasaknya lebih lama.
Pasalnya, teksturnya lebih liat dan aromanya lebih amis karena mengandung cukup banyak lemak.
Meski demikian, jika diolah dengan benar, daging bebek akan terasa empuk.
Apalagi dagingnya lebih berlemak dan lebih gurih daripada ayam. Tak heran, banyak orang menggemari sajian unggas ini meski harganya lebih mahal daripada ayam.
Bebek bisa digoreng, dibakar, atau diolah menjadi hidangan lain. Restoran yang menyajikan menu khusus bebekpun sudah banyak bermunculan dan berekspansi dengan membuka banyak cabang.
Satu nama yang populer akan kelezatan olahan bebek gorengnya adalah Rumah Makan Alas Cobek.
Di sini, bebek goreng seharga Rp 24.000 disajikan dengan pilihan sambal yang lezat di atas alas cobek batu.
Warna bebek gorengnya cokelat keemasan. Bagian luarnya terasa cukup renyah dan tak berminyak.
Meski digoreng kering, bagian dalamnya yang berwarna putih pucat kecokelatan masih terasa empuk. Sedikit ada semburat manis yang sedap di tekstur dagingnya yang juicy. Bumbunya terasa sampai ke dalam!
Jangan lupa, cocol daging bebeknya dengan sajian sambal bawang yang disediakan.
Memakai cabai rawit merah dan bawang putih sensasi pedas dan gurih melengkapi kenikmatan citarasa bebek goreng.
Wangi bawang putih terdeteksi dengan pedas cabai rawit yang cukup menggigit.
Desain interior di Rumah Makan Alas Cobek, Lampung
Rahasia Bebek Empuk dan Bau Tak Amis
Tri Ari Wibowo, supervisor Alas Cobek mengakui, bebek sajian rumah makan ini memang diolah dengan amat hati-hati.
Hal itu dilakukan agar daging bebek tetap empuk, tidak amis, namun tidak hancur saat dimasak.
"Daging bebek kan terkenal amis dan alot, tapi kami siasati itu dengan olahan rahasia alas cobek. Jadi dagingnya seperti yang disajikan, kering, gurih, tapi juicy di dalam dengan bumbu yang meresap," ungkap dia.
Menikmati sajian olahan bebek dan puyuh goreng tidak lengkap rasanya jika tidak ditemani dengan cocolan sambal.
Uniknya, rumah makan Alas Cobek menyediakan tiga varian sambal kepada pengunjung sebagai pilihan tingkat kepedasan untuk menikmati aneka daging unggas tadi.
Tiga varian sambal tadi yaitu sambal bawang (Sawang) dengan tingkat kepedasan yang juara.
Terbuat dari cabai rawit merah dan hijau yang diulek dengan bawang putih dalam keadaan mentah, kepedasan sambal ini mampu membuat kita bercucuran keringat saat menikmati sajian menu.
Sambal kedua yang dapat dipilih yaitu sambal ijo atau sajo. Bagi yang suka pedas dengan intensitas rendah, sajo bisa jadi pilihan.
Cabai hijau yang digoreng sebelum diulek, bercitarasa pedas tidak sekuat sawang.
Gurih cabai hijau dan bawang putih yang telah diulek dan digoreng minyak panas, membuat sajo jadi teman yang seru untuk menikmati ayam, bebek dan puyuh goreng karena cita rasa yang gurih.
Sebagai pilihan ketiga, ada Samat. Sambal tomat. Pilihan terakhir ini ditujukan bagi mereka yang tida menyukai pedas.
Sambal yang bercitarasa sedikit asam ini, memang amat aman untuk dinikmati.
"Ada tiga sambal yang disajikan, jadi pengunjung bisa pilih sendiri, mau pedas, sedang atau tidak. Sawang, sajo dan samat bisa menemani menu pilihan pengunjung," jelas Tri Ari Wibowo.
Rumah Makan Alas Cobek
- Alamat: Jalan Wolter Monginsidi No 66 Kelurahan Gotong Royong, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung (samping Rumah Sakit Bumi Waras)
- Path: Alas Cobek
- Instagram: Alas Cobek
- Jam buka: 10.00 - 21.00 WIB
DAFTAR HARGA MENU
- Bebek : Rp 24.000
- Puyuh Single: Rp 13.000
- Puyuh double: Rp 22.000
- Ayam Kampung: Rp 19000
- Ayam potong: Rp 14.000
- Ikan Mas: Rp 17.000
- Jus alpukat, sirsak, jambu, melon: Rp 10.000