News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata NTT

Batu Akik Kupang, Harganya Bisa Capai Rp 350 Juta, atau Setara Rumah Tipe 45

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Batu akik Kupang di toko Istana Batu Akik di Jalan Timor Raya, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT.

Laporan Wartawan Pos Kupang, Muhlis Al Alawi

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Boleh percaya boleh tidak. Demam batu akik yang melanda Kota Kupang rupanya mendongkrak harga jualnya setiap harinya.

Bahkan, satu batu akik yang memiliki kelangkaan dan keunikan bisa dijual dengan harga Rp 350 juta atau menyamai harga satu rumah baru tipe 45/55 di Kota Kupang, NTT.

Koleksi batu akik seharga satu rumah baru itu milik Faisal Kampai, pemilik toko Istana Batu Akik di Jalan Timor Raya, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, NTT.

Ia menemukan batu akik bergambar burung pinguin itu saat berburu batu di Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan beberapa waktu lalu.

Lantaran unik dan langka, ia membandrol batu itu dengan harga tinggi.

“Kemarin sudah ada orang Jakarta yang menginap di Hotel Aston Kupang menawar Rp 150 juta. Tetapi tidak saya lepas,” ujar Faisal.

Selain memiliki koleksi batu akik seharga satu rumah baru, Faisal juga menunjukkan batu akik seharga satu sepeda motor baru. Batu akik itu disebutnya sebagai batu delapan.

Alasannya sederhana. Di tengah batu akik itu tertulis angka delapan.

“Kalau koleksi ini saya hargai Rp 30 juta. Harga bisa nego,” ujarnya sambil tersenyum kecil.

Ia pun juga memiliki fosil batu jeruk yang didapatkannya dari Kota SoE, Kabupaten Timor TEngah Selatan.

Hanya saja untuk batu itu ia tidak menjualnya.

Tak hanya melego batu akik seharga satu rumah baru. Pria setengah baya asli Padang ini juga menjual berbagai batu akik asli NTT dengan harga terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini