“Sejak 1 Januari 2015 kami sudah mengeluarkan surat edaran yang berisi kesepakatan untuk tetap komit menjaga komoditas giok Aceh dengan hanya menjual yang aslinya saja. Jika pun ada yang menjual yang sintetis mereka harus jujur kepada konsumen dengan mematok harga yang sesuai,” kata seorang pemilik gerai di Gemstone Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Masnur (40) tahun.
Ia memaparkan giok yang asli mempunyai ciri bentuk yang tidak sama, warnanya cenderung gelap dan bergradasi, serta mempunyai serat atau kristal yang didapat dari teknik pengasahan khas orang Aceh.
Selain bisa dilihat secara kasat mata, keaslian giok juga dapat terukur dari tingkat kekerasannya.
Giok Aceh mempunyai tingkat kekerasan berkisar antara 4-5 skala Mohs, sedangkan giok sintetis yaitu antara 2-3 skala Mohs. \
Sementara dari bentuk bervariasi yaitu bulat telur hingga lonjong. Giok Aceh diklaim menempati peringkat ke-2 terbaik di dunia setelah Myanmar.
Untuk jenis tertentu kadar kekerasannya mencapai 7 skala Mohs atau sudah mencapai level batu mulia.
Hingga saat ini idocrass, solar, dan neon masih menjadi primadona di kelasnya. Anda tertarik?