Laporan Wartawan Surya/Wiwit Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Kreasi dan kreativitas perajin tas asal Desa Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo ini patut diperhitungkan.
Di tengah gempuran barang-barang produksi atau buatan Negara China, mereka masih mampu membuat aneka kerajinan kulit secara home made dan dijual langsung di rumahnya.
Tempat produksi tas di Tanggulangin ini sebenarnya sudah ada sejak lama, tempat ini bahkan setiap hari tak pernah sepi pengunjung.
Namun karena terimbas oleh semburan lumpur di Porong saat itu, industri tas dan pengunjung yang datang ke tempat yang juga disebut sebagai sentra
tas Tanggulangin menjadi sepi.
Sebagian besar pengunjung takut karena adanya semburan lumpur, padahal Tanggulangin ini termasuk daerah yang aman karena masih jauh dari pusat sembuan lumpur.
Seiring perjalanan waktu, perlahan tapi pasti industri tas Tanggulangin mulai bangkit.
Pasar murah tas Tanggulangin, Sidoarjo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Banyak perajin yang mulai membuat kembali kreasi kerajinan kulit, pengunjung juga mulai datang kembali ke sentra tas yang hampir setiap rumah di kawasan Jalan Raya Kludan Tanggulangin ini membuka toko kerajinan tas.
Salah satunya adalah Pusat Grosir Tas Tanggulangin (Pusgita).
Setiap hari grosir tas di Jalan Raya Kludan Tanggulangin ini tak pernah sepi pengunjung.
Bahkan pada hari libur grosir yang menawarkan berbagai koleksi tas, dompet, sepatu, sandal, sabuk dan pernik pernik yang terbuat dari kulit selalu ramai.
“Alhamdulillah sekarang sudah bangkit kembali industri tas rumahan ini, dan pengunjung sudah ramai lagi seperti dulu,” kata Zainul Lutfi, salah satu owner Pusgita.
Menurutnya selama ini meskipun sepi pengunjung ia tetap buka dan terus memproduksi kerajinan kulit ini.
Di tempatnya, beberapa kerajinan kulit ditawarkan ada yang kulit sapi, kulit ular, kulit ikan pari hingga kulit buaya.