“Yang paling mahal ini kulit Ikan Pari,” katanya.
Kulit ikan pari menjadi mahal karena motif dan tekstur kulit itu beda dengan yang lainnya.
Untuk bahan mentah, ia mengaku mencari langsung dari penyamakan kulit di berbagai daerah.
Misalnya untuk ikan pari ia mempunyai langganan dari Yogyakarta.
Kulit yang masih mentah ini kemudian diolah lagi hingga menjadi bahan yang siap untuk dibuat tas, sepatu atau dompet.
Hasil kerajinan Tanggulangin, Sidoarjo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Untuk kulit ikan pari sebagian besar hanya bisa dibuat dompet karena memang bahan kulit ikan pari ini tidak begitu besar.
Untuk model dan desain jangan kuatir, di Pusgita semua model dan desain selalu update dengan tren yang sedang berkembang.
“Jadi untuk model dan desain tidak akan ketinggalan zaman,” katanya.
Masalah harga tidak perlu takut karena semua dikerjakan sacara home made, maka harga pun masih terjangkau isi kantong, tergantung dari
bahan kulit yang dipakai.
Namun untuk belanja di sini perlu ditanyakan lagi kepada penjualnya, mana kulit yang asli dan mana yang imitasi.
Biasanya sudah dipisahkan, koleksi kulit asli ada di bagian belakang, sementara kulit imitasi dipajang di luar,
Pada saat saat liburan atau pada hari libur toko-toko di Sentra Tas Tanggulangin ini banyak mengobral diskon.
Hasil kerajinan Tanggulangin, Sidoarjo. (Surya/Wiwit Purwanto)
Beragam koleksi bahkan biasanya dijual murah dengan ditempatkan di boks yang ada di depan toko.
Pengunjung bebas memilih dengan harga yang sudah didiskon.