Hal lain yang spesial dari masakan Kang Tanir ini adalah daging entok yang tidak berasa amis.
"Daging yang tidak amis adalah salah satu hal yang membuat banyak orang suka dengan masakan saya ini. Ada cara pengolahan tertentu yang membuat entok di sini tidak terasa amis," ujar Kang Tanir.
Sebelum disajikan ke para pelanggannya, entok dimasak sebanyak dua kali.
Proses pemasakan pertama entok direbus selama 1,5 jam bersama bumbu-bumbu untuk membuat dagingnya empuk.
Proses yang kedua, daging entok yang telah dipotong kecil-kecil dimasak dengan bumbu utama berupa bawang merah, bawang putih, kemiri, dan hasil ulekan cabai rawit dan merica, serta ditambah kecap.
Untuk rasa pedasnya bisa disesuaikan dengan selera pelanggan.
Umunya yang datang ke Entok Slenget Kang Tanir ingin menikmati sensai pedasnya daging entok.
Entok Slenget disajikan bersama dengan irisan mentimun dan kubis/ kol segar, dan nasi putih hangat yang diletakan dalam bakul bambu.
Proses memasak Entok Slengket Kang Tanir. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Seluruh proses memasak daging entok masih menggunakan cara tradisional.
Untuk merebus daging entok menggunakan kayu bakar.
Sedangkan dalam proses pemasakan kedua sebelum disajikan ke pelanggan menggunakan tungku tanah liat dengan bahan bakarnya berupa arang.
Dalam sehari Kang Tanir menghabiskan 12 hingga 15 ekor entok.
Setiap ekornya menghasilkan 13 hingga 15 porsi hidangan entok slenget.
Selain daging pengunjung juga bisa memesan balungan dan jeroan entok.