"Bagus sekali setelah sampai di sini. Tidak sia-sia sudah menempuh jarak jauh," ujar seorang pengunjung yang datang dari Kerobokan, Kuta Utara ini.
Dia berharap ada pembenahan infrastruktur kawasan Bukit Asah.
Menurut Setiawan, Bukit Asah ini menjadi satu pilihan alternatif wisata agar tidak melulu menyasar kawasan Badung Selatan.
"Asal pengelolaannya benar, baik dari segi akses, kebersihan, keamanan. Karena itu semua dasar kenyamanan pengunjung," tambah Setiawan.
Pemandangan dari Bukit Asah di Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, Bali Timur. (Tribun Bali/Cisilia Agustina S)
Untuk tiket masuk, para pengunjung dikenakan biaya Rp 2.000 per orang.
Sementara untuk parkir, hingga saat ini belum diberlakukan.
Harga yang cukup murah untuk satu kawasan wisata yang menyuguhkan pemandangan seperti itu.
Di sekitar pun tampak beberapa warung menawarkan yang menawarkan makanan kecil, kopi, dan minuman ringan lainnya yang dikelola oleh masyarakat Desa Bugbug.
Sehingga pengunjung, baik wisatawan asing maupun lokal tak perlu khawatir untuk kebutuhan makanan dan minuman selama di sana.
Datang Lebih Pagi, Nikmati Sunrise dan Bias Matahari Terbenam
Mendatangi Bukit Asah pada pagi hari merupakan pilihan tepat.
Apalagi menjelang matahari terbit dan udara terasa segar.
Para pengunjung bisa menikmati momen matahari terbit (sunrise) tersebut di atas bukit nan hijau.
Tak kalah cantik, menuju senja atau matahari terbenam, akan tampak bias-bias semburat cahaya matahari di birunya langit.