Gerbang yang menjadi pintu masuk menujujabaan tengah ini merupakan salah satu peninggalan arkeologis abad ke-16.
Gerbang masuk kompleks Pura Luhur Uluwatu, Badung, Bali. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
Untuk mencapai jeroan pura, Anda akan melewati Candi Kurung yang di depannya terdapat patung penjaga candi (dwarapala) dengan bentuk arca Ganesha.
Akan tetapi, untuk menghormati kesucian pura, wisatawan tidak diperbolehkan memasuki ruang utama pemujaan, sebab hanya umat Hindu yang akan bersembahyang saja yang diperbolehkan memasukinya.
Di dalam ruang utama pura, terdapat sebuah prasada, yaitu tempat moksanya Dang Hyang Nirartha.
Pura Uluwatu ini dihuni oleh sekumpulan monyet yang hilir mudik di dalam kawasan pura yang menarik perhatian para pengunjung.
Konon monyet-monyet ini diyakini sebagai penjaga pura.
Anda perlu berhati-hati dengan kacamata, topi, perhiasan dan barang bawaan karena mereka sering secara tiba-tiba merebut barang tersebut.
Para pengunjung pura Uluwatu pun tidak diperkenankan memberikan makanan kepada monyet yang berada di sana.
Terkecuali didampingi pemandu wisata atau petugas obyek wisata Pura Luhur Uluwatu.
Monyet di kompleks Pura Luruh Uluwatu, Badung, Bali. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
I Made Lasir, Kabid Informasi Obyek Wisata Pura Luhur Uluwatu mengatakan, di sini selain pura, pengunjung dapat melihat laut dari tebing dan tari kecak pada sore hari.
Wisatawan mancanegara mendominasi kunjungan, namun saat ini paling banyak anak sekolah karena mulai memasuki musim liburan anak sekolah.
Kunjungan per hari mencapai sebanyak 3.000 pengunjung.
“Jam buka mulai pukul 07.00 sampai 19.30 Wita. Tarif dibedakan dua, asing Rp 20 ribu untuk dewasa dan anak Rp 10 ribu. Domestik Rp 15 ribu dewasa dan anak Rp 5 ribu,” ujar Made Lasir.
Melihat pemandangan dari kompleks Pura Luhur Uluwatu, Badung, Bali. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
Terdapat larangan di mana bagi wanita yang sedang menstruasi tidak diperkenankan menaiki area pura.