Untuk menikmati pemdandangan, selain dapat duduk santai di muka air terjun, anda bisa menggunakan fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah setempat.
Ada beberapa pondokan yang bisa digunakan untuk santai dan berteduh dari terik sinar mentari.
Selain ada gubug-gubug yang bisa dipakai secara cuma-cuma, anda juga bisa membawa tikar (alas) sendiri dari rumah. Pohon-pohon besar siap menjadi peneduh kala melepas lelah.
Tidak sedikit pula pengunjung yang akhirnya duduk santai di bawah deburan air terjun. Oiya, batu-batu besar di sekitar area pun bisa dimaksimalkan untuk bersantai.
Segarnya air jelas susah untuk ditolak, terlebih peluh telah membasahi tubuh setelah usaha menuruni anak tangga.
Selain berrenang pengunjung juga bisa menyusuri kawasan hutan durian. Bahkan, saat musim durian Kota Agung tiba, pengunjung bebas makan durian yang tersedia di pohon.
Ada tim yang khusus akan memetik durian, namun, bagi pengunjung yang ingin mengambil sendiri juga diperbolehkan.
Kamar mandi, mushola dan area parkir yang luas juga tersedia disini. Banyak penjual aneka makanan yang berjualan di sini. Jadi, buat Anda yang tak sempat membawa bekal dari rumah, tak perlu khawatir.
Bagi pengunjung dari luar kota, terdapat juga homestay yang bisa disewa. "Ada homestay yang bisa disewa dengan harga murah dan lokasinya dekat sini," kata Rusli Namhuri menerangkan.
Masih menurut Rusli, saat akhir pekan dan libur nasional tersedia guide yang siap memandu para wisatawan. Ada beberapa wisata yang bisa dikunjungi.
Diantaranya, Air terjun Way Lalaan II yang lokasinya masuk ke matang kukusan. Konon, air terjun disana lebih tinggi dan alami. Belum banyak sentuhan tangan manusia disana.
Selain itu, pemandu juga akan membawa anda menuju bendungan yang merupakan pusatnya air terjun Way Lalaan.
Air dari bendungan inilah yang nantinya akan dibagi dua. Sebagian akan digunakan untuk irigasi persawahan dan sebagian yang lain akan mengalir ke air terjun Way Lalaan.
Mitos di Seputar Air Terjun Way Lalaan