News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisata Lampung

Gua Maria Padang Bulan Pringsewu, bak Lourdes Perancis

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Patung Bunda Maria, di Gua Maria Padang Bulan, Desa Fajar Esuk, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Laporan Wartawan Tribun Lampung/Heru Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, PRINGSEWU - Kabupaten Pringsewu sepertinya menjadi kabupaten istimewa bagi umat Katholik di Provinsi Lampung.

Sebab di kabupaten inilah umat katholik dapat menikmati wisata rohani Gua Maria Padang Bulan, Desa Fajar Esuk, Kabupaten Pringsewu, Lampung.

Lokasi yang memiliki julukan Maria Perempuan Untuk Semua Manusia ini sering dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

Disebut-sebut, gua ini tidak kalah indah dengan wisata ziarah Lourdes yang berada di Perancis (destinasi wisata ziarah umat katolik paling terkenal di dunia).

Tempat ziarah Gua Maria Lourdes diyakini umat katolik merupakan petilasan penampakan bunda Maria.

 
Patung Bunda Maria, di Gua Maria Padang Bulan, Desa Fajar Esuk, Kabupaten Pringsewu, Lampung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)

Lourdes yang berada di Perancis. (Wikipedia)

Padang Bulan dalam bahasa Jawa yang berarti terang bulan adalah nama sebuah desa berbukit di wilayah Kelurahan Fajar Esuk, Pringsewu.

Dalam struktur Gereja, Padang Bulan termasuk di dalam wilayah Paroki Santo Yusuf, Pringsewu.

Wisata religi yang memiliki jarak sekitar tiga kilometer dari Pringsewu ini istimewanya masih alami.

Pepohonan besar dipertahankan di sekitar areal Goa Maria, sehingga kawasan menjadi jauh dari polusi udara dan kebisingan jalan raya.

Selain itu, di sekitarnya masih banyak sawah-sawah yang produktif, sehingga menambah keasrian pemandangan nan hijau.


Kawasan Gua Maria Padang Bulan, Desa Fajar Esuk, Kabupaten Pringsewu, Lampung. (Tribun Lampung/Heru Prasetyo)

Berdasarkan sejarah yang ditulis oleh Uskup Tanjung Karang, Mgr Andreas Henrisoesanta, tempat didirikannya Gua Maria Sendang Padang Bulan pada mulanya adalah tempat bersembunyi bagi para imam dan masyarakat sekitar pada masa penjajahan Jepang di tahun1942, yang kemudian disusul pada 1949.

Saat itu agresi Belanda mulai masuk ke Pringsewu.

Tempat ini menjadi lokasi bagi para gerilyawan untuk menyusun siasat dan beroperasi bahu-membahu berjuang melawan penjajah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini